Saturday, October 24, 2015

Pasir Putih Pantai Bira Tinggal Kenangan

Apa yang langsung terbayang jika menyebut pantai tanjung bira?, apakah kejernihan perairan?,keramahan orang-orangnya?,atau karena budaya bahari yang masih khas?. Semua pernyataan diatas benar, tapi ada yang paling menonjol namun belum disebutkan. Apakah itu?, jawabnya adalah pantai PASIR PUTIH nya. Pasir di bira bukan hanya putih tapi terlihat bersih, berbeda dengan pantai pasir putih di bali yang masih terkesan kecoklatan.

Nah....mari mengulas sedikit kenapa pasir di pantai tanjung bira dan sekitarnya tampak putih. Daratan di kecamatan bonto bahari jika diulas dari perspektif Geologi Laut memang merupakan daratan hasil pengangkatan lempeng. Daratan ini di masa lampau jelas merupakan lautan,namun akibat pergerakan lempeng tektonik maka wilayah ini terangkat ke permukaan. Bukti-bukti bahwa bonto bahari dulu merupakan laut sangat mudah dijumpai, seperti adanya batu karang mati di daratan. Bahkan hampir keseluruhan struktur daratan di wilayah ini berupa struktur batu karang. Bahkan akibat melimpahnya batu karang ini penduduk menggunakan batu ini sebagai pagar dari kebun mereka. Selain dari dampak positif tadi, rupanya struktur tanah yang seperti itu justru menyulitkan petani dalam menggarap lahan mereka, makanya di wilayah ini sangat sulit melihat perkebunan dengan tanaman tingkat tinggi.

Namun apa hubungan pasir putih dengan uraian diatas?. 

Sedimen pantai yang terlihat putih ini sebenarnya merupakan hasil gerusan mekanik dari gelombang laut dengan dibantu dengan tenaga arus laut. Sedimen putih ini merupakan pasir  yang terbentuk dari reruntuhan biota laut yang berupa kerang-kerangan dan juga hasil pecahan karang. Berbeda dengan pasir hitam yang banyak terdapat di daratan utama dan bersumber dari hasil sedimentasi di daratan.

Oleh karena itu sediment pasir putih jauh lebih labil dibanding dengan pasir hitam karena proses pembentukan sedimen pasir putih membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan bisa sampai ratusan tahun. Sementara sedimen pasir hitam umumnya terbentuk dari hasil aliran run off dari daratan,sehingga jumlah sediment pasir hitam tergantung pada kondisi daratan. Apabila daratan yang berada di hulu sudah mengalami degradasi maka sedimentasi di lautan pasti lebih cepat terendapkan.

Untuk itu pendekatan pengelolaan pantai pasir putih tidak boleh sama dengan pendekatan pengelolaan pantai  pasir hitam. Untuk menjaga eksistensi pasir putih maka pihak pengelola pantai harus bisa memastikan pergerakan pola arus tidak terganggu atau tetap dalam pola arus alami yang selama ini berlaku,jika pola arus terganggu atau hanya sekedar dibelokkan maka akan berdampak pada perubahan morfologi pantai.

Suplai pasir putih ini sebenarnya berasal dari pantai sekitarnya hal ini yang menyebabkan perubahan bentuk pantai sesuai musim. Yang berbahaya adalah jika manusia campur tangan, bentuk campur tangan itu bisa berupa pembangunan struktur padat/massive di pantai. Tidak bisa diragukan lagi bahwa semua bangunan massive di pantai pasti akan menganggu sistem alamiah hidrodinamika perairan. Ambil saja contoh pembangunan talud,breakwater ataupun groin. Kesemua bangunan ini jika sudah mencapai panjang 200 meteran pasti wajib amdal. Alasan pengenaan wajib amdal ini sebenarnya sudah kami jelaskan sebelumnya.

Mencermati fenomena hilangnya pantai pasir putih di pantai tanjung bira,maka kami mengambil hipotesa dari hasil observasi awal bahwa hilangnya pantai pasir putih di depan lapak-lapak jualan penduduk lokal,selain karena adanya faktor musim yang menyebabkan aliran air laut mengarah ketimur, juga kuat dugaan bahwa hilangnya pasir putih ini juga disebabkan akibat adanya bangunan massive/pasangan batu di depan lapak-lapak.(lihat gambar). Penjelesan teknis dari hal ini adalah faktor dinamika air laut. Seperti yang diketahui bersama bahwa semua pantai dipastikan memiliki arus laut secara tegak lurus dengan pantai, arus ini disebabkan oleh pasang surut. Jika terjadi pasang maka air laut akan mengalir ke arah daratan begitupula sebaliknya. Yang menjadi masalah ketika arus menuju pantai ini diperkuat oleh kekuatan gelombang,akibatnya energi mekanik yang menghantam pantai akan lebih kuat. Kekuatan arus ini juga akan bertambh 2 kali lipat ketika arus mencapai pantai dan menghantam benda masive. Akibatnya semua energi laut ini akan berbalik arah masuk ke laut kembali dan tentunya membawa sedimen pantai ke arah laut, berbeda jika di pantai terdiri dari pasir saja (tanpa bangunan massive),maka energi gelombang akan diredam sehingga sedimen pantai tidak akan terbawa kembali ke laut selain sedimen dengan ukuran yang sangat halus.

Jika ilustrasi diatas cukup susah dipahami, maka secara awam kita bisa melihat hampir semua pantai berbatu cadas akan sangat susah menjumpai sedimen pasir yang tebal di depannya,alasan dari hal ini persis sama penjelasannya dengan adanya bangunan massive yang ada di pantai.

Setelah mengetahui fenomena ini,terserah kita mau dibawa kemana masa depan pantai tanjung bira yang kita banggakan itu.