Thursday, November 22, 2018

6 Alasan Mengapa Harus Kembali Ke LAUT


Laut memberi manfaat yang tak terhitung kepada setiap mahluk diantara kita. Berikut kami jelaskan 6 alasan mengapa kita harus kembali ke lautan biru.

1. Oxygen

Lautan menghasilkan lebih dari 50% oxigen bumi yang dihasilkan oleh tumbuhan yang hidup di dalamnya. Phytoplankton,alga dan rumput laut memperoduksi oxygen sebagai produk dari proses fotosintesis. Jadi sejauh ini setiap hela nafas yang kita hirup adalah yang kita ambil dari lautan.

2. Pengatur Iklim

Lautan meliputi tiga perempat dari permukaan bumi dan memindahkan hawa panas dari khatulistiwa ke wilayah kutub sehingga mengatur iklim dunia. Aktifitas ini merupakan penyangga krusial dari dampak perubahan iklim dunia dengan menyerap lebih dari 90% panas bumi yang berasal dari gas rumah kaca. Andai tidak ada lautan maka panas bumi sekarang sudah tidak bisa ditoleransi oleh mahluk hidup yang ada di bumi.

3. Permukiman

Enam puluh persen dari populasi dunia tinggal di wilayah pesisir. Lautan sendiri merupakan rumah dari 200.000 spesies yang telah berhasil diidentifikasi, dan sudah kita ketahui bersama bahwa sekitar 95% dari lautan yang masih belum di eksplorasi dan belum pernah dilihat oleh mata manusia.

4. Obat - Obatan

Kebanyakan obat-obatan berasal dari bunga dan tumbuhan di daratan tetapi penemuan sumber obat-obatan baru di daratan mulai sangat sulit.Dengan keanekaragaman biota laut yang mempesona,ada banyak organisme laut yang ditemukan oleh para ilmuwan dan dikembangkan sebagai sumber obat. Terumbu Karang merupakan rumah dari spesies yang mengandung senayawa farmatika yang sangat potensial untuk mengobati penyakit yang paling berbahaya di dunia sekalipun.

5. Kesehatan dan Kesejahteraan

Bayangkan kita sedang berjalan di pinggir pantai bersama keluarga sambil berselancar dengan gelombang atau menyelam di bawah permukaan air laut, lautan adalah tempat bersenang-senang dan rekreasi untuk kita semua. Ada banyak proyek penelitian yang menemukan bahwa lautan memberi dampak positif terhadap kesehatan mental kita. Seperti diketahui bahwa kandungan magnesium pada air laut asin memberi efek menenangkan dan memperkuat sistem immun tubuh dan membantu menormalkan tekanan darah.

6. Sumber Kehidupan

Kehidupan dimulai dilautan lebih dari 3,5 juta tahun yang lalu dan tanpa adanya laut tidak akan ada kehidupan di bumi. Lautan adalah darah kehidupan dari planet bumi. 
Untuk itu cintai lautan sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri.


Monday, October 8, 2018

CARA BERADAPTASI DENGAN TSUNAMI

Sebuah Perspektif Adaptasi Dengan Pendekatan Kearifan Alam

Terminologi Tsunami

Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebakan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500–1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.

Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat terjadinya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi karena tiga sebab, yaitu : gempa bumi, letusan gunung api dan longsoran (land slide) yang terjadi di dasar laut. Dari ketiga penyebab tsunami, gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang menyebabkannya.

Faktor Pencetus Tsunami

Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah :
1. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km.
3. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter.
4. Jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. 
5. Gempa bumi yang berpusat di darat namun menimbulkan longsoran di dasar laut.

Alternatif Penanggulangan Tsunami

Meskipun Tsunami dan Gempa Bumi merupakan bencana alam yang hampir tidak mungkin dihindari, namun sebagai Mahluk yang diberi Akal oleh Allah, SWT maka semestinya kita bisa meminimalisir dampak bencana dimaksud. Salah satu yang bisa dilakukan adalah memulihkan kembali ekosistem pesisir dan laut, karena secara alamiah wilayah pesisir memiliki sistem pertahanan sendiri sehingga apabila sistem pertahanan ini diganggu oleh manusia maka membuat kerentanan terhadap bencana semakin bertambah.

Ekosistem yang dimaksud untuk meredam energi Tsunami tersebut sebagai berikut :

1. Ekosistem Laut

Ekosistem ini berupa terumbu karang dan lamun. Fungsi dari ekosistem ini adalah meredam energi gelombang Tsunami yang datang. Di daerah yang lautan (dalam) kecepatan gelombang tsunami mencapai 500 - 1.000 km/jam dan ketika mencapai daerah dangkal yang terdiri dari terumbu karang maka kecepatannya akan berkurang menjadi 30 km/Jam. Perlambatan gelombang tsunami akan berbeda jika gelombang tersebut melewati daerah dangkal namun tidak berkarang karena gelombang tersebut meski tetap diperlambat tapi justru dilentingkan menjadi sekitar 10 meter (tergantung kekuatan gempa) hal inilah yang membuat air limpasan tsunami ke wilayah daratan menjadi sangat luas. Berbeda dengan wilayah dangkal yang berkarang energi tsunami itu akan diredam sebagian mengingat model terumbu karang yang bercabang - cabang membuat energi terdispersi dan tidak terpusat sehingga ketinggian gelombang limpasan tsunami menjadi lebih kecil. Tentu dengan terumbu karang saja tidak cukup diperlukan sedikit pelambatan energi dari pada lamun.

2. Ekossistem Mangrove

Setelah tsunami melewati padang lamun maka gelombang tersebut kembali harus diredam oleh Mangrove, mangrove memiliki sistem perakaran yang sangat kuat sehingga tidak mudah ditumbangkan oleh energi gelombang apapun. Model perakaran mangrove yang sangat efektif meredam gelombang dapat dilihat pada gambar berikut :


Gambar 1: Model Perakaran Mangrove yang sangat efektif Meredam Energi Gelombang

3. Pohon Casuarina dan Pohon Kelapa

Energi gelombang Tsunami yang sudah diredam oleh Terumbu Karang, Padang Lamun, dan Mangrove tersebut tentunya masih memiliki energi yang berpotensi merusak meski dampak kerusakannya tidak akan seperti pada wilayah yang tidak memiliki ekosistem yang sehat. Sistem pertahanan selanjutnya adalah vegetasi pantai yang ada di daratan seperti pohon casuarina dan pohon kelapa, pohon casuarina juga bisa meredam energi gelombang tsunami sehingga energi yang sampai ke daratan tidak lagi menyeramkan. Sementara pohon kelapa selain berpotensi menstabilkan tanah pesisir juga sangat kuat terhadap gelombang sehingga jika tsunami datang pohon kelapa ini sangat baik digunakan untuk menjadi tempat berlindung (memanjat) pada saat tsunami. Jika terdapat banyak pohon d pantai jangan lupa pilih Pohon Kelapa saja jangan pohon yang lain.

4. Penertiban Sempadan Pantai

Salah satu fungsi sempadan pantai adalah sebagai buffer (penyangga) dari berbagai jenis gelombang. Sempadan dengan luasan minimal 100 meter dari laut sangat efektif sebagai tempat pelepasan energi gelombang sehingga energi yang melaju ke wilayah permukiman betul-betul merupakan energi yang sangat bersahabat. Tentu saat ini sudah sangat susah melihat wilayah yang tertib menjaga sempadan pantai ini.

Namun demikian, yang menjadi pertanyaan bagaimana jika ekosistem yang disebutkan diatas sudah tidak tersedia lagi?, selain upaya rehabilitasi maka yang bisa dilakukan adalah melakukan rekayasan pantai. Adapun beberapa model rekayasa yang bisa dilakukan sebagai berikut :

Hard Engineering

Jika membahas mengenai teknik pantai untuk mengatasi Tsunami, hampir semua rekayasa pantai yang sudah ada memiliki kekurangan dan tidak akan efektif melawan Tsunami. Adapun jenis rekayasa yang ada seperti Jetty, Breakwater, Sewall dan lain dipastikan tidak efektif terhadap Tsunami, yang bisa dilakukan adalah pengembangan Soft Engineering. 

Soft Engineering

Soft Engineering merupakan upaya rekayasa yang mencoba mereplikasi cara - cara alam dalam bertahan menghadapi bencana. Cara ini lebih banyak menggunakan perangkat alam tanpa adanya rekayasa sintetik yang justru akan merusak alam. Dalam kasus Tsunami Soft Engineering yang bisa dilakukan selain dengan perbaikan ekosistem dan vegetasi juga bisa dilakukan dengan Sand Nourishment dan Pembuatan Pulau Reklamasi.

Sand Nourishment

Gelombang Tsunami sangat berbeda dengan Gelombang yang diakibatkan oleh angin. Jika Gelombang yang disebabkan oleh angin bersifat turun naik (vertikal) sehingga tidak menyebabkan limpasan air yang besar ke wilayah daratan, sementara gelombang Tsunami justru menyebabkan limpasan air yang sangat besar. 



Gambar 2 : Perbedaan Gelombang Tsunami & Angin

Mengetahui karakter Tsunami tersebut, maka rekayasa yang bisa dilakukan adalah membuat daratan penyangga antara daratan utama. Daratan penyangga ini berfungsi untuk menjadi wilayah limpasan Tsunami, dengan adanya daratan penyangga ini maka energi tsunami yang mengarah kedaratan akan diredam oleh daratan penyangga sebelum masuk ke daratan utama. Cara yang bisa dilakukan untuk membuat daratan penyangga secara alamiah adalah Sand Nourishment, cara yang paling murah untuk mengembangkan sand nourishment adalah dengan membangun Groin di wilayah pantai. Groin ini berfungsi untuk memerangkap sediment lautan, sehingga lambat laun daratan akan menjadi bertambah ke arah laut. Groin ini lebih murah ketimbang mendatangkan sedimen dari wilayah lain dengan cara pengangkutan atau pemompaan. Namun Groin ini membutuhkan waktu untuk mengumpul sedimen. Kemampuan groin mengumpul sediment bisa jadi kalah cepat dengan kejadian Tsunami.

Gambar 3. Groin yang berfungsi memerangkap sedimen


Dari gambar diatas terlihat bahwa secara perlahan dengan keberdaan Groin daratan bertumbuh ke arah laut. Namun yang menjadi persoalan saat ini adalah ketika daratan tersebut bertumbuh justru para pengambil kebijakan dan penduduk berlomba - lomba memanfaatkan lahan hasil sedimentasi ini. Tentu ini sangat berbahaya karena selain rawan Tsunami juga tingkat labilitas tanah sedimentasi ini sangat tinggi.

Pembuatan Pulau Reklamasi

Jika berbicara mengenai reklamasi banyak aktifis lingkungan yang latah untuk melakukan penolakan. Reklamasi dibanyak tempat memang sering disalahgunakan untuk tujuan komersial. Reklamasi utamanya di Indonesia semuanya dibangun dengan pertimbangan Ekonomi. Lahan hasil reklamasi tersebut justru bertujuan untuk wilayah permukiman dan area komersil lainnya. Berbeda dengan reklamasi untuk penanggulangan Tsunami, reklamasi ini selain berfungsi sebagai Daerah limpasan gelombang air tsunami juga berperan sebagai penghancur energi gelombang Tsunami. Pulau reklamasi akan melambatkan, meredam dan menghentikan energi kemudian aliran air tersebut akan betul -  betul habis pada saat melewati wilayah perairan antara pulau reklamasi dan daratan. Untuk melihat lebih rinci dapat dilihat pada ilustrasi berikut.

Gambar 4: Ilustrasi Penanggulangan Tsunami dg Reklamasi

Dari ilustrasi diatas terlihat bahwa fungsi Pulau Reklamasi ini adalah untuk menahan laju energi Tsunami. Pulau ini akan menjadi wilayah korban pelepasan energi Tsunami. Gambar diatas mengilustrasikan Teluk Palu. Teluk ini pastinya sangat rentan terhadap Tsunami karena dilintasi oleh Sesar Palu-Koro. Energi tsunami juga akan sangat besar di pesisir palu karena energi diperbesar oleh Teluk. Untuk itu perlu di fikirkan untuk membuat pulau reklamasi di depan pesisir kota palu, selain berfungsi melindungi daratan juga pemerintah bisa memanfaatkannya untuk public space atau aktifitas untuk nelayan. Di pulau ini juga bisa ditempatkan sebagai pusat pengetahuan Tsunami sehingga warga selalu waspada terhadap bencana ini. Tentu pulau ini tidak bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan permukiman karena wilayah inilah nanti yang akan pertama diterjang Tsunami (Semoga tidak terjadi lagi).



Monday, September 24, 2018

MIMPI MEMAJUKAN DAERAH?, PERHATIKAN SEKTOR INI

Gejolak ekonomi nasional yang ditandai dengan pelemahan kronis rupiah secara berkepanjangan berimbas bagai barisan domino yang menjalar kemana-mana. Krisis ini menembus semua sektor dan merata ke seluruh daerah, tak terkecuali Kabupaten Bulukumba yang berlokasi di jazirah selatan Sulawesi Selatan.

Untuk mengantisipasi dampak krisis ini maka semua daerah harus memiliki sistem pertahanan sendiri, sehingga jika secara kumulatif daerah berhasil bertahan dari gejolak maka dipastikan bahwa secara nasional Indonesia juga pasti akan kuat menghadapi segala macam gejolak. Baik gejolak dari luar seperti imbas Perang Dagang  (Trade War) antara Amerika dan China mapupun gejolak dalam negeri seperti potensi crash yang ditimbulkan oleh pesta demokrasi yang sebentar lagi akan kita hadapi bersama.

Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah memaksimalkan potensi Komparative daerah masing-masing. Untuk Kabupaten Bulukumba salah satu potensi ekonominya adalah sektor perikanan. Sebelum lanjut mari kita perhatikan profil sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Bulukumba :

Dari grafik diatas terlihat bahwa kontribusi PDRB Sub Sektor perikanan terhadap keseluruhan PRDB Kabupaten Bulukumba sebesar Rp.1.342.269.000.000 (Satu Trilyun Tiga Ratus Empat Puluh Dua Milyar Dua Ratus Enam Puluh Sembilan Juta Rupiah). Kontribusi sektor perikanan ini hampir menayamai jumlah APBD Kabupaten Bulukumba selama setahun. Jika melihat secara persentase kontribusi sekor perikanan berdasar harga berlaku sebesar 11,02 % dari total PDRB yang sebesar Rp. 12.174.855.200.000. adapun perkembangan persentase sektor perikanan terhadap PDRB sebagai berikut :
Secara persentase kontribusi sektor perikanan juga semakin signifikant dari tahun ke tahun. Kontribusi ini memberi indikasi bahwa sektor perikanan sangat sifgnificant dalam menopang perekonomia daerah.
Selain itu jika dilihat dari laju pertumbuhan sektor perikanan jauh melampau pertumbuhan ekonomi daerah, dimana pertumbuhan ekonomi daerah pada Tahun 2017 hanya mencapai 6,92 % sementara pertumbuhan ekonomi dari lapangan usaha perikanan sebesar 8%. Hal ini mmbuktikan bahwa sektor perikanan masih sangat berpotensi untuk dimaksimalkan. Pertumbuhan tersebut sebenarnya menurun jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapi 11,95%. Penurunan tersebut kemungkinan besar disebabkan karena kebijakan anggaran untuk sektor kelautan dan perikanan yang semakin menurun. Anggaran yang bersumber dari pusat (APBN) untuk sektor ini hanya sebesar 1,5 Milyar dan untuk alokasi provinsi hanya mencapai 2 milyar. untuk  alokasi anggaran dari Kabuaten (APBD) juga terjadi pernurunan secara significant, adapun trend penurunan anggaran dapat dilihat pada grafik berikut :

Meskipun dengan tren penurunan tersebut, sektor perikanan sebenarnya masih berkontribusi sangat significant bagi perekonomian daerah, meski tren pertumbuhan juga mulai menurun. Untuk itu kedepan diperlukan kebijakan khusus bagi daerah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi daerah yang salah satu penopang utamanya adalah sektor perikanan, mengabaikan momentum ini sebenarnya kita juga sedang mengabaikan momentum pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.

Selain kontribusi pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, sektor perikanan merupakan sektor unik karena mampu menjadi penyelamat stabilitas ekonomi makro. lihat saja rupiah misalnya yang saat ini terus melemah, hal ini karena prokdutifitas ekspor kita lebih rendah dibanding import kita. Dengan kata lain untuk menyelamatkan stabiliitas ekonomi maka hal yang perlu kita jaga adalah keseimbangan antara ekspor dan import.  untuk menjaga keseimbangan tersebut sektor perikanan jelas bisa menjadi solusi karena komoditas perikanan umumnya merupakan komoditas ekspor.

Thursday, June 14, 2018

Lebaran POROS MARITIM versi Jamaah An Nadzir

Jamaah An Nadzir Shalat Ied

Keputusan Jamaah An Nadzir di Kabupaten Gowa untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri yang selalu lebih awal dari dua pandangan utama para ulama yaitu metode Hisab dan Rukyat ternyata memiliki dasar tersendiri. Metode Hisab merupakan perhitungan peredaran bulan sehingga pergantian bulan sudah bisa diprediksi secara konstan. Dengan metode ini penentuan awal ramadhan dan idul fitri sudah bisa ditetapkan lebih awal. Lain lagi dengan metode Rukyat, metode ini lebih statis tidak menentu tapi sedikit memberikan garansi validasi yang kuat. Karena penentuan pergantian bulan ditentukan dengan penyaksian Bulan (hilal) namun kelemahannya adalah penetapan tanggal 1 dalam kelender hijriah tidak menentu sehingga tentu sangat merepotkan bagi ibu-ibu yang sudah masak Ketupat,buras,leges ataupun tumbu' makanan lebaran bugis yang tiba-tiba mendengar penundaan pelaksanaan lebaran.

Selain dari kedua metode utama diatas ternyata ada metode lain yang sebenarnya bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah, asalkan pada saat pengambilan data dan pengolahan datanya dilakukan dengan benar. Metode tersebut adalah menggunakan indikator Pasang Surut air laut dalam menentukan pergantian bulan. Pengamatan pasang surut ini cukup efektif karena pergerakan muka air laut sangat ditentukan oleh benda angkasa seperti Matahari dan Bulan. Bulan dalam tinggi muka laut memiliki peranan besar dibanding benda angkasa lainnya. Hal ini karena Bulan merupakan benda angkasa yang paling dekat dengan bumi sehingga posisi bulan akan mempengaruhi muka air laut karena tertarik oleh daya gravitasi yang dimiliki bulan. Dengan demikian sudah sangat wajar jika pengukuran pasut dapat menjadi indikator pergantian bulan. Pada saat bulan purnama (tanggal 15 bulan berjalan) biasanya muka laut akan mengalami pasang tertinggi dan pada saat surut terendah maka akan terjadi pergantian bulan. Dengan skema seperti ini maka tinggi muka air laut sebenarnya sangat efektif untuk dijadikan penentuan pergantian bulan. Metode ini juga jauh lebih efektif dibanding  melihat hilal dengan mata telanjang, karena hal ini akan sangat terpengaruh oleh kondisi cuaca pada saat itu, pada saat mendung mustahil melihat hilal. Berbeda dengan pasut kondisi cuaca bagaimanapun tetap bisa diukur. Hal ini memberi sedikit pencerahan kepada penulis sendiri ternyata metode Jamaah An Nadzir cukup memenuhi unsur akademik.
Cara pengamatan pasut

Namun demikian pengukuran Pasut membutuhkan keahlian dan ketelitian. Untuk mendapatkan data pasut yang valid dibutuhkan data 15 piantan, 1 piantan = 25 jam. Sehingga dibutuhkan recording data pasut selama kurang lebih 15 hari berturut-turut dimana recordingnya dilakukan setiap jam. Jika pengukuran dengan cara manual (tiang skala) maka diperlukan tim yang berdedikasi karena mereka harus mengukur meski malam atau subuh hari, namun seiring dengan perkembangan teknologi pengukuran pasut bisa dengan cara digital.

Berdasarkan penjelasan ketua Jamaah An Nadzir, bahwa posko pengamatan pasut mereka tempatkan di kota ambon, palopo dan gowa. Jika metodenya benar maka keputusan jamah tersebut untuk selalu lebih duluan 2 (dua) hari dengan metode Rukyat (pemerintah) dan 1 (satu) hari lebih dulu dengan metode hisab (Muhammadiyah) cukup bisa dibenarkan. Namun perlu diingat bahwa semua itu tergantung keyakinan masing-masing. Tidak perlu diperdebatkan apalagi menimbulkan perpecahan.

Hal yang penting dari apa yang dilakukan oleh jamaah ini bahwa secara tidak sadar mereka telah menerapkan semangat Maritim yang kuat. Penentuan pergantian bulan dengan Pasut ini merupakan bukti kuat pemahaman mendalam mengenai Maritim dan ini memang sangat sesuai dengan semangat kejayaan masa lampau kita dijaman kerajaan, seperti kerajaan gowa dan sriwijaya yang terkenal sangat hebat dalam bidang maritim.

Untuk itu penulis mau menyampaikan bahwa metode penentuan 1 syawal oleh jamaah An Nadzir adalah Metode POROS MARITIM.


Sunday, February 25, 2018

JANGAN REMEHKAN ISU KEDAULATAN "IBU SUSI"


Maraknya penyelundupan seperti Narkoba yang mencapai 1,6 Ton melalui laut merupakan salah satu alarm bahwa pengelolaan laut tidak melulu bicara perikanan,perhubungan, energi dan sumber - sumber ekonomi lainnya. Namun ada isu yang lebih besar yaitu isu KEDAULATAN. Isu kedaulatan ini pula yang membuat menteri kelautan dan perikanan RI ibu Susi Pujiastuti sangat gencar dalam memberantas Illegal Fishing, dimana pelaku illegal fishing ini di dominasi oleh kapal - kapal asing dan tentu berpotensi menganggu kedaulatan kita di laut.

Boleh jadi kedaulatan kita di daratan terlihat begitu terjaga oleh aparat berwenang mengingat luas daratan yang lebih sempit dibanding lautan ditambah lagi tantangan yang ada di daratan tidak seperti tantangan yang ada di laut. Dilautan penjagaan akan mengalami beberapa rintangan seperti ganasnya ombak, ditambah lagi peralatan pengawasan teritorial laut yang sangat terbatas. Masih sering terdengar kabar bahwa kecepatan kapal pengintai kita di laut masih kalah cepat dibanding dengan kapal nelayan - nelayan tetangga seperti nelayan Thailand,Vietnam,Malaysia hingga China. Tentu kabar ini sangat miris karena kita  jauh - jauh hari sudah memproklamirkan diri sebagai negara MARITIM.

Dengan luas laut Indonesia yang mencapai 3.302.498 Km2 dan luas daratan hanya sebesar 1.890.754 km2. Atau dengan kata lain bahwa luas daratan hanya 1/3 luas Indonesia sementara luas lautan sebesar 2/3 dari total luasan. Ditambah lagi dengan jumlah pulau yang mencapai 17.508 buah memberi isyarat bahwa pintu masuk ke Indonesia memang sangat banyak dan sangat luas, sehingga peluang penyelundupan barang bahkan manusia sangat besar dan nyaris tak bisa dijangkau oleh aparat yang ada.

Berdasarkan data dari infomiliter.com bahwa jumlah personil TNI Angkatan Laut kita hanya sebesar 75.000 personil dan 150 buah kapal laut yang aktif. Dengan jumlah armada seperti ini maka dalam penjagaan teritorial laut setiap kapal ini harus mengawasi seluas 22.016 km2. Tentu luasan cover laut seperti ini tak mungkin bisa dilakukan oleh kapal - kapal angkatan laut kita.

Sebenarnya dalam menjaga laut kita banyak institusi lainnya yang terlibat, seperti kepolisian, bea cukai bahkan kementerian kelautan dan perikanan. Pengawasan laut yang mereka lakukan berdasarkan tupoksi masing-masing. Namun demikan meski seluruh aparat diatas digabung masih saja kita keteteran dalam menjaga laut kita. Untuk itu diperlukan terobosan yang efektif untuk ikut menjaga kedaulatan laut.

Salah satu solusi untuk memperkuat kedaulatan laut adalah pelibatan NELAYAN dalam menjaga teritorial, karena nelayanlah saat ini yang senantiasa mengokupasi lautan tanpa henti. Nelayan adalah garda terdepan dalam pendudukan laut sementara aparat hanya berlayar secara acak dan tentunya jauh dari cukup dalam hal frekwensi. Keberhasilan aparat selama ini dalam menggagalkan penyelundupan lebih sering dilakukan di wilayah perairan yang ramai seperti di perairan dekat Batam. Namun bagaimana dengan perairan yang berlokasi di remote area?, atau pulau - pulau yang sukar dijangkau? apakah ada jaminan bahwa tidak ada selundupan yang lolos?. Untuk itu rasanya sudah saatnya melibatkan dalam menjaga perairan laut kita karena pelibatan nelayan bukan hanya efektif namun sangat efisien karena tidak ada dana pengawasan yang mesti dikeluarkan APBN. Untuk menjaga agar nelayan terus melaut maka pemerintah cukup jadi fasilitator saja. Beri mereka akses terhadap permodalan, ringankan biaya operasional mereka dengan memastikan bahwa BBM yang digunakan betul-betul harga subsidi, jaga lautnya dari penagkapan ikan illegal, dan beri mereka akses pasar. Dengan memperhatikan hal-hal dasar tersebut maka nelayan dipastikan akan tetap melaut dan bisa difungsikan dalam membantu menjaga kedaulatan laut kita.

Pelibatan nelayan dalam penjagaan teritorial laut tentunya bukan  dalam hal penegakan hukum tapi lebih bertindak sebagai informan ketika menjumpai kapal-kapal yang dinilai mencurigakan. Informasi tersebut kemudian akan dikirim ke aparat berwenang. Metode ini sangat efisien dan mudah, namun memerlukan sistem penyampaian informasi atau pengaduan yang diatur sedemikian rupa karena informasi yang disampaikan terlebih dahulu harus dipastikan akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan pengerahan people power (nelayan) ini maka personil penjaga laut kita akan bertambah lagi 1,6 juta orang. Angka yang rasanya sudah cukup untuk menjaga laut kita yang luasnya mencapai 3,3 juta km2.



Saturday, February 17, 2018

CARA MELINDUNGI PANTAI KITA SECARA ALAMI


Salah satu cara melindungi pantai kita secara alami adalah menanam Bakau di dalam kultivar, beton kultivator ini akan melindungi mangrove yang masih kecil (anakan) dari terjangan gelombang dan melindunginya dari predator seperti kepiting. Beton akan ditempatkan di pantai dan didalamnya diletakkan bibit mangrove.Beton kultivator ini sifatnya hanya sementara untuk melindungi pantai, disaat beton ini hancur akibat terjangan alam maka mangrove yang ada di dalamanya sudah cukup kuat sebagai penahan gelombang alami.

Saat permukaan air laut naik dan masyarakat pesisir menghadapi ancaman erosi dan banjir, struktur pertahanan pantai, yang sering dibangun dengan beton, telah menjadi hal yang biasa di banyak bagian dunia.   Tapi struktur yang perekayasaan keras (Hard Enginering) ini, seperti seawalls, breakwater dan groin sangat mahal dan buruk bagi lingkungan.

Dari berbagai penelitian terumbu karang, kerang dan hutan mangrove ternyata bisa melindungi garis pantai. Secara alami garis pantai memiliki pertahanan sendiri dalam menghadapi gelombang,pertahanan alami tersebut berupa bukit pasir (sand dune) bebatuan, mangrove padang lamun dan terumbu karang serta kerang. Struktur alam ini dapat mengurangi tinggi gelombang saat mendekati pantai dan menyerap sedimen, meningkatkan tinggi tanah yang relatif terhadap permukaan laut. Hal ini mengurangi banjir dan erosi. Karang dan hutan bakau sangat penting untuk melindungi pantai,namun karena habitat asli mereka yang mengalami penurunan signifikan maka saat ini telah dikembangkan perekayasaan alam (Soft Engineering) dengan membuat karang dengan kerang dari cangkang daur ulang dan batuan dasar alam, dan kami berharap dapat mengurangi tinggi gelombang dan meningkatkan penambahan tepi pantai yang mengikis. Adapun contoh pemanfaatan kulit kerang sebagai terumbu buatan alami dapat dilihat pada gambar berikut :

Untuk hutan mangrove  digunakan pendekatan 'hibrida', yang melibatkan penanaman bakau di dalam kultivar beton yang mengurangi laju gelombang, mengakumulasi sedimen dan memberikan kondisi yang sesuai bagi mangrove untuk tumbuh. Di tempat lain, habitat alami lainnya digunakan untuk melindungi garis pantai. Misalnya, di Amerika Serikat, terumbu tiram telah banyak dipulihkan di pantai timur untuk memberikan pengendalian erosi. Tiram membutuhkan sesuatu yang mudah untuk dilekatkan, dan banyak desain terumbu karang yang kreatif telah direkayasa untuk menggantikan habitat yang hilang dan meningkatkan populasi tiram

Perekayasaan pelindung pantai secara alami ini memang sangat menguntungkan karena biayanya cukup murah dan tidak merusak lingkungan, sebaliknya struktur buatan sangat mahal dalam pembangunannya juga dalam pemeliharaannya dan menyebabkan kerusakan ekologi yang signifikan. Secara khusus, strukutur buatan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati melalui penggantian habitat alami dan sering menjadi pemicu dalam berkembangnya spesies invasif. Mengingat ancaman yang dihadapi garis pantai kita, maka melindungi garis pantai di masa depan perlu dipertahankan secara finansial dan ekologis.   Sistem pertahanan pesisir berbasis alam menyajikan alternatif yang efektif untuk struktur buatan karena mereka dapat menyesuaikan diri dengan perubahan iklim dan perbaikan diri setelah terjadinya badai - yang berarti akan lebih murah dalam jangka panjang. Berikut kami sajikan dalam gambat terumbu buatan alami yang terbuat dari kerang - kerangan.

Rancangan struktur seperti dinding beton berdasarkan kaidah teknik seperti ketahanan dan daya tahan secara masive tentu sangat berlawanan dengan ketahanan ekologis, struktur alamiah meningkatkan variabilitas. Sementara struktur alamiah mungkin tidak menawarkan jaminan yang terlihat seperti dinding yang kokoh namun struktur alamiah ini menawarkan lebih banyak lagi. Memang kita harus mempercayai alam untuk melakukan tugasnya, dan membiarkan ekosistem menyerap gangguan dan tetap berada dalam keadaan stabil. Menyesuaikan pantai Indonesia dengan perubahan iklim merupakan tantangan besar yang harus kita hadapi di tahun-tahun mendatang. Dimana saat ini sekitar 85 persen penduduk kita bermukim dalam jarak 50 km dari pantai. Hal ini tentu sangat rentan terhadap bahaya - bahaya yang ada di wilayah pesisir, untuk itu sudah saatnya kita menghormati eksosistem pesisir dan laut agar keberlanjutan hidul kita dapat terjaga.

Friday, February 16, 2018

Budidaya Rumput Laut Memberi Dampak Ekonomi dan Menyelamatkan Lautan


Peningkatan keasaman laut sudah mengancam kehidupan laut di seluruh dunia, dan kondisinya diperkirakan akan semakin memburuk di tahun-tahun mendatang. Tapi untuk garis pantai tertentu seperti pantai Bulukumba dan Indonesia pada umumnya, mungkin ada solusi. Peneliti telah menemukan bahwa vegetasi laut seperti rumput laut dan padang lamun memberikan efek mitigasi yang kuat terhadap keasaman air laut sehingga rumput laut ini bisa mengurangi beberapa dampak pada ekosistem pesisir.

"Apa yang kami temukan bahwa di berbagai komunitas - dari yang memiliki anemon laut hingga mereka yang memiliki banyak ganggang dan kerang - kita masih melihat pola yang sama," kata Cascade Sorte, ahli ekologi di University of California, Irvine, dan penulis utama laporan baru tersebut. "Semakin banyak produsen primer, semakin mengurangi pengasaman laut." Sebagian besar prediksi tentang pengasaman laut difokuskan pada dampak skala luas di perairan terbuka. Tapi lingkungan pesisir memiliki karakter tersendiri sehingga struktur kimia dan biologi dari lautan lepas akan berbeda dengan perairan pesisir. Menurut, Sorte dan rekan penulisnya Nyssa Silbiger menyatakan bahwa Rumput laut dan vegetasi pesisir lainnya dapat menyangga pengasaman laut dengan mengambil karbon dioksida berlebih.

Sampai saat ini, gagasan tersebut belum pernah diuji coba di wilayah geografis yang luas dan beragam komunitas biologis. Sorte dan Silbiger memilih 57 kolam pasang surut di empat lokasi sepanjang hamparan pantai sepanjang 1.800 kilometer dari Oregon hingga Southern California. Mereka mencirikan komponen fisik dan biologi dari setiap penghitungan kolom perairan dan mengklasifikasikan spesies yang ada, misalnya, dan mengambil berbagai pengukuran kimia - dan kemudian menganalisis secara statistik pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap keasaman air.

Satu hal yang mengejutkan bahwa peneliti menemuman bahwa rumput laut dan alga sejauh ini adalah prediktor paling signifikan. "Itu sama dengan mengatakan bahwa jumlah rumput laut dan alga sebenarnya lebih penting daripada jumlah volume air perairan. Karena perairan yang memiliki banyak alga tidak hanya subur untuk aktifitas perikanan namun juga bisa menyerap karbon yang tentunya bisa mencegah pemanasan global.

Selain itu, ternyata rumput laut juga berdampak positif terhadap pertumbuhan kerang-kerangan di lautan. Seperti diketahui bahwa pertumbuhan kerang di lautan akan terganggu seiring dengan peningkatan keasaman air laut. Laut yang masam akan menganggu pertumbuhan cangkang dari biota laut, sementara dengan melimpahnya rumput laut yang berfungsi sebagai produser primer maka dapat menyerap karbon dioksida yang ada di lautan. Dengan menurunnya jumlah karbon dioksida maka tingkat keasaman akan berkurang atau pH perairan  akan lebih stabil diatas pH 8. Menyadari begitu pentingnya fungsi rumput laut ini,maka sudah sepantasnya kita berterima kasih pada pembudidaya rumput laut yang selama ini tidak hanya menghasilkan Devisa bagi negara juga turut membantu dalam menyelamatkan BUMI.

Written by;
Yusli Sandi,S.Kel,M.Si
Kasubag Program
Dinas perikanan bulukumba

Sunday, February 4, 2018

BULUKUMBA SURGA TAMBAK INTENSIF

Tambak Intensive di Bulukumba              
           Kabupaten Bulukumba mungkin agak asing di beberapa telinga masyarakat Indonesia lebih – lebih masyarakat dunia, jika dilakukan survey mungkin orang-orang yang mengenal bulukumba lebih banyak karena eksotisme pantai – pantai yang khas terdiri dari bebatuan kapur dan pantai pasir putih yang begitu mempesona. Beberapa pantai yang tersohor diantaranya adalah Pantai Bira, Pantai Apparaleng, Pantai Samboang dan Pantai Maurummasa. Serangkaian pantai – pantai tersebut merupakan zamrud yang tak ternilai harganya meskipun belum begitu menglobal.
Letak Geografis Kabupaten Bulukumba
                Namun pada kesempatan kali ini kami tidak akan menuturkan lebih banyak mengenai keindahan pantai dimaksud. Banyak potensi Maritim lainnya yang jarang terkekspose, salah satu diantaranya adalah potensi pengembangan tambak intensif. Tambak intensif di Kabupaten Bulukumba tergolong cukup pesat dimana sampai saat ini terdapat sekitar 7 (tujuh) perusahaan besar pengelola tambak yang beroperasional disini, adapun pengelola tambak dimaksud dapat dilihat dalam daftar berikut :
No.
Nama Perusahaan
Lokasi
1
PT. Asindo
Marirennu Kec. Gantarang
2
PT. 2512
Marirennu Kec. Gantarang
3
PT. Panca
Marirennu Kec. Gantarang
4
PT. GGA
Jalanjang Kec. Gantarang
5
PT. Sitto Lestari
Tanah Lemo Kec. Bonto Bahari
6
PT. Agro Nusantara Halid
Tanah Lemo Kec. Bonto Bahari
7
Hj. Martini dahlan

Sumber : Dinas Perikanan
                Pengelola tambak diatas selain sudah tergolong besar juga merupakan pioneer dalam hal pengembangan teknologi budidaya tambak. Sebut saja PT. GGA (Goysen Global Aquaculture) mereka adalah perusahaan tambak yang terkenal dalam pengembangan usaha budidaya tambak. Produktifitas dari tambak yang dikelola mereka tergolong sangat tinggi dimana dengan luasan ¼ Ha mereka mampu memproduksi sebesar 7 – 8 Ton per Panen (Sumber:Wawancara). Dengan produksi seperti itu maka produksi tambak perusahaan tersebut per hektar / Tahun dengan asumsi 3 (tiga) kali panen efektif pertahun dapat mencapai 96 Ton. Dengan asumsi hanya 25% dari lahan total yang dimiliki (20 Ha) yang produktif, maka potensi produksi bisa mencapai 480 Ton. Nilai dari produksi ini sebesar Rp. 21.600.000.000 (Dua Puluh Satu Milyar Enam Ratus Juta Rupiah). Angka ini tentunya sangat fantastis karena nilai produksi tersebut baru bersumber dari 1 (satu) perusahaan, itupun dengan perhitungan yang sangat minimal yaitu 25 % dari kapasitas produksi. Jika kita menganalisis lebih jauh maka nilai produksi rata – rata 7 (Tujuh) perusahaan bisa mencapai 100 Milyaran per tahun (Asumsi: Produksi Tahunan dirata-ratakan). Hal ini juga sejalan dengan data nilai produksi Dinas Perikanan 2017 untuk budidaya air payau sebesar Rp. 213.088.300.000 (Dua Ratus Tiga Belas Milyar Delapan Puluh Delapan Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah).
                Semaraknya para investor tambak yang berdatangan di Kabupaten Bulukumba sebenarnya tidak terjadi begitu saja, melainkan karena secara potensi Bulukumba memang memiliki kondisi perairan laut yang sesuai. Kondisi bahan cemar perairan juga tergolong sangat sedikit sehingga perairan wilayah laut di daerah ini cukup bisa menopang kehidupan udang. Adapun kondisi perairan Kabupaten Bulukumba sebagai berikut :
Sumber : Athira, Dkk, 2016
                Dari berbagai indikator diatas seperti Salinitas, pH dan Oksigen terlarut memang sesuai dengan kondisi yang diinginkan oleh biota terutama untuk udang. Terlihat bahwa pH rata-rata diperairan Bulukumba sebesar 8,155, angka ini sangat sesui dengan pertumbuhan udang dimana kebutuhan pH untuk udang 7- 9. Begitupula salinitas yang rata-ratanya mencapai 30,88 ppt juga sangat disukai oleh udang vanname karena pada dasarnya udang ini memang udang laut bukan udang yang hidup di muara seperti udang windu. Begitupula indikator lainnya terlihat cukup baik dalam menopang pertumbuhan budidaya udang.
Bulukumba Penghasil Devisa Negara
                Menyadari tingginya nilai produksi tersebut maka arah kebijakan pemerintah baik itu pusat maupun daerah mestinya memberikan perlakukan khusus dalam pengembangan investasi tambak. Investasi tambak sangat penting karena komoditas tambak merupakan orientasi ekspor sehingga mempunyai peranan besar dalam menyumbangkan devisa ke negara. Olehnya itu pemerintah pusat juga tidak boleh membiarkan pemerintah daerah dalam mengembangkan budidaya ini karena devisa yang dihasilkan sangat berpotensi membantu APBN. Bisa dibayangkan jika kontribusi tambak intensif ini saja yang bisa mencapai 21 milyar per tahun maka jika dikonversi dalam dollar amerika (kurs saat ini $1 = 12.350) = $ 1.748.988. artinya kontribusi tambak intensif saja terhadap negara dalam hal devisa mencapai 1.748.988 (Satu Juta Tujuh Ratus Empat Puluh Delapan Ribu Sembilan Ratus Delapan Puluh Deapan  Dollar amerika), pun itu belum menghitung produksi tambak lainnya diluar perusahaan tambak yang disebutkan tadi.

Saturday, January 27, 2018

Profil Lapangan Usaha Perikanan Bulukumba

1.  Profil Lapangan Usaha Perikanan Dalam Struktur Perekonomian Kabupaten Bulukumba


Produk Domestik Bruto pada tingkat nasional serta Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat wilayah (kabupaten) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan nilai tambah pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDB maupun PDRB digunakan 2 pendekatan, yaitu lapangan usaha dan pengeluaran. Keduanya menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi (lapangan usaha) dan menurut komponen penggunaannya. PDB maupun PDRB dari sisi lapangan usaha merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi atas berbagai aktivitas produksinya. Sedangkan dari sisi pengeluaran menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut.

PDB menurut lapangan usaha mengalami perubahan klasifikasi dari 9 lapangan usaha menjadi 17 lapangan usaha. PDB menurut lapangan usaha dirinci menurut total nilai tambah dari seluruh sektor ekonomi yang mencakup lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa lainnya.

Tabel 1 : Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha (Juta Rupiah).

Kategori
Uraian
2014
2015
2016
1
2
3
4
5
A
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
3.774.849,4
4.108.266,6
4.465.498,4
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan
2.958.661,7
3.107.270,1
3.276.341,3
a. Tanaman Pangan
1.481.816,4
1.465.944,8
1.571.788,5
b. Tanaman Hortikultura Semusim
51.120,3
51.106,1
52.600,5
c. Perkebunan Semusim
9.764,2
10.339,2
11.060,3
d. Tanaman Hortikultura Tahunan
129.757,8
151.007,2
166.863,5
e. Perkebunan Tahunan
975.552,4
1.087.557,6
1.096.856,6
f. Peternakan
227.180,5
255.673,1
286.510,7
g. Jasa Pertanian dan Perburuan
83.470,1
85.642,1
90.661,2
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu
11.727,9
11.960,3
12.752,6
3. Perikanan
804.459,8
989.036,2
1.176.404,5
B
Pertambangan dan Penggalian
169.972,2
228.966,6
281.751,4
C
Industri Pengolahan

567.585,9
660.957,1
737.704,7
D
Pengadaan Listrik dan Gas

11.229,4
11.447,4
13.121,6
E
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah

3.112,6
3.216,9
3.424,8
F
Konstruksi

693.701,0
842.467,1
1.026.713,8
G
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

1.178.900,8
1.396.356,8
1.717.890,6
H
Transportasi dan Pergudangan

177.583,8
219.672,5
247.324,8
I
Penyediaan akomodasi dan makan

45.098,7
55.246,4
64.842,1
J
Informasi dan komunikasi

257.456,7
272.879,5
306.296,6
K
Jasa keuangan dan asuransi

267.333,1
309.605,7
367.228,4
L
Real Estate

310.528,1
380.111,1
448.122,2
M,N
Jasa Perusahaan

2.310,1
2.772,3
3.149,5
O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

546.462,4
647.475,3
667.552,3
P
Jasa Pendidikan

230.874,5
264.716,0
311.484,0
Q
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

87.285,5
104.228,0
122.958,6
R,S,T,U
Jasa lainnya

49.764,5
59.675,8
70.643,4
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
8.374.048,7
9.568.061,1
10.855.707,2

            Dari tabel PDRB berdasarkan lapangan usaha diatas terlihat bahwa untuk sub sektor perikanan terjadi pertumbuhan, dimana pada tahun 2014 nilai PDRB perikanan atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 804.459.800.000 (Delapan Ratus Empat Milyar Empat Ratus Lima Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah), Tahun 2015 sebesar Rp.989.036.200.000 (Sembilan Ratus Delapan Puluh Sembilan Milyar Tiga Puluh Enam Juta Dua Ratus Ribu Rupiah) dan pada Tahun 2016 meningkat lebih tajam sebesar Rp. 1.176.404.500.000 (Satu Triliun Satu Milyar Tujuh Puluh Enam Milyar Empat Ratus Empat Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).
            Jika melihat distribusi persentase PDRB Sub Sektor Perikanan berkontriubusi sebesar 10,84 % pada tahun 2016. Kontribusi ini merupakan terbesar ketiga setelah sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 15,82% dan sub sektor tanaman pangan sebesar 14,48 %. Hal ini memperlihatkan bahwa sub sektor perikanan memiliki peranan penting dalam perekonomian daerah.
            Sementara itu, jika melihat laju pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan sebesar 13,89 %. Besaran pertumbuhan ekonomi ini menempati posisi kedua setelah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 14,89 %. Namun demikian pertumbuhan tersebut jauh melampaui pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan yang hanya sebesar 6,9 % dan nasional hanya sekitar 5%.
            Melihat laju pertumbuhan sub sektor perikanan yang begitu besar ini, merupakan indikator bahwa potensi sumber daya perikanan di Kabupaten Bulukumba masih sangat tinggi dan memerlukan intervensi lanjutan untuk menjaga momentum pertumbuhan dimaksud.

2. Profil Ketenagakerjaan Lapangan Usaha Perikanan di Kabupaten Bulukumba

Dalam menganalisis profil perkembangan perekonomian suatu wilayah, selain PDRB, analisis perkembangan indikator ketenagakerjaan juga sangat penting untuk dilakukan. Indikator ini akan mampu menunjukkan seberapa besar peranan masing-masing lapangan usaha dalam menyediakan lapangan kerja di suatu wilayah. Tabel ........ Data RTP Perikanan
T A H U N
PERIKANAN TANGKAP
PERIKANAN BUDIDAYA
NELAYAN
BURUH
KOLAM
TAMBAK
LAUT
MINA
PENGUSAHA
NELAYAN
PADI
1
2
3
4
5
6
7
2013
             1.143
             5.645
              660
            1.296
            3.037
              62
2014
             1.200
             6.210
              666
            1.282
            3.125
              62
2015
             1.922
             5.766
              666
            1.301
            3.155
              62
2016
             2.365
             7.095
              667
            1.301
            3.155
              62
2017
             2.625
           10.497
              667
            1.301
            3.155
              62
Sumber : Statistik Perikanan, 2017


            Selain kontribusi PDRB yang besar terhadap perekonomian daerah, sub sektor perikanan juga merupakan lapangan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja. Total tenaga kerja yang terlibat pada sub sektor ini sekitar 18.307 pada tahun 2017 yang terdiri dari Usaha Perikanan Tangkap 12.122 Orang, Budidaya Air Tawar 667 Orang, Budidaya Air Payau 1.301 Orang, Budidaya Air Laut 3.155 Orang dan Budidaya Mina Padi 62 Orang.

Written By:
Yusli Sandi,S.Kel,M.Si
Kasubag Program 
Dinas Perikanan Bulukumba