Friday, September 23, 2022
JUTSUKA "KOLABORASI BUKAN KOMPETISI"
Monday, September 19, 2022
BAKAR IKAN MASSAL MENJALIN KEBERSAMAAN
Bira (17/9). Tetiba wewangian
asap mengepul dan berpendar ke segala penjuru mengisi cakrawala bira yang lagi
berbinar. Wewangian ini sepanjang kurang lebih 100 meter di Titik Nol Pantai
Bira disebabkan aksi bakar ikan massal yang dilakukan oleh Dinas Perikanan
Bulukumba. Aksi bakar ikan ini memicu suasana kehangatan, bukan hanya
kehangatan akibat dari pancaran bara api pembakaran tapi kehangatan hubungan
sosial warga Bulukumba yang sebenarnya kebanyakan tidak saling kenal namun
berbaur dalam kegembiraan pesta makan ikan yang diselenggarakan secara gratis
ini.
Kisah ini tentu bukan kisah para nabi, para wali, para alim atau
kisah para pilantropi tersohor, namun ini hanya cerita kesederhanaan, dimana
ratusan orang bergabung dalam gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN).
Ikan dan makanan lainnya dibagi dengan teratur tanpa harus repot berfikir
harganya, para tetamu juga dibebaskan untuk mengambil ikan yang sudah dibakar
pun bisa juga membakar sendiri. Setelah membakar para tamu mengambil tempat masing-masing
di ruang terbuka dan tidak diatur sekat antara tempat makan para pejabat maupun
para jelata.
Pesta makan ikan oleh rakyat ini
terselenggara atas budi dari nelayan sukarelawan, yang menandai rasa syukurnya
dalam mengekstraksi sumberdaya selama setahun. Ikan-ikan ini terkumpul tanpa
beban APBD murni dorongan berbagi dan kesuka citaan yang berbaur dengan suka
cita penutupan Festival Pinisi ke 12.
Dalam kesibukannya membakar ikan,
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Ikan Fachry Amal,S.Pi sekaligus koordinator lapangan sesekali
“berteriak” ke para pengunjung untuk mengambil ikan sepuasnya sambil menitip
pesan agar banyak makan ikan, banyak makan ikan lebih sehat dan pintar ujarnya.
Sementara Dani Susanto,S.Pi selaku
Koordinator Tata Acara mengajak ke seluruh pengunjung untuk makan sepuasnya, “
Makanki – makanki” – begitu suara mas dani sapaan akrab dari Pak Kabid ini.
Tidak kalah hangatnya Kadis
Perikanan Bulukumba juga mengajak kepada seluruh masyarakat yang sempat hadir
untuk segera mengambil sendiri ikan-ikan yang sudah matang di pembakaran bahkan
beliau mengajak langsung para warga untuk makan bareng-bareng di lokasi taman
titik nol. Suasana bakar ikan yang begitu akrab ini langsung mendapat apresiasi
dari Kabag Hukum Bulukumba, Andi Apriadi. Menurutnya baru kali ini dia
mendapatkan acara yang penuh keakraban seperti ini, dimana orang – orang makan
dengan cara “massulengka” sambil bercengkerama secara bebas. Apalagi yang
melakukan pelayanan terhadap warga ini adalah para pejabat. Pelayanan para pejabat
ke warga ini sungguh patut diapresiasi karena mereka hakikatnya bukan pejabat politik yang tidak memerlukan pencitraan.
Menurut Dani Susanto. S.Pi, volume ikan yang dibakar pada malam itu
berkisar 750 Kg, dengan asumsi 1 (satu) cold box seberat 50 Kg karena ikan yang
tersedia sebanyak 15 Box. Dengan jumlah ikan sebanyak ini diharapkan makan ikan
akan menjadi kebiasaan. Benar bahwa orang Sulawesi suka maka ikan namun
proporsi makan mereka lebih banyak makan nasi ketimbang ikan, sehingga suplai
karbohidratlah yang lebih banyak ketimbang protein, mungkin ini juga yang
membuat kita sekarang lebih suka memakai emosi (perasaan) ketimbang logika
berfikir ketika menghadapi masalah, tutur Yusli Sandi kepala bidang perikanan
tangkap yang juga turut hadir pada acara itu.
Friday, September 16, 2022
LOMBA MASAK SERBA IKAN, “UPAYA MENCERDASKAN ANAK BANGSA”
Tidak dapat dipungkiri bahwa makan ikan menyehatkan dan baik untuk kecerdasan, karena dibalik kelezatan ikan terdapat kandungan senyawa Omega 3 yaitu DHA dan EPA. DHA atau docosahexaenoic acid, asam lemak yang termasuk dalam kelompok Omega-3. Komposisi otak terdiri dari lemak yang sekitar seperempatnya dihasilkan oleh DHA. Saat menganalisis struktur otak, ilmuwan menemukan bahwa DHA merupakan bagian dari struktur membran neuron. DHA berperan dalam bagian yang sangat besar pada materi abu-abu di otak (kecerdasan) dan di retina (penglihatan total mata). DHA membentuk kepekaan neuron, yang membantu menyampaikan informasi dengan cepat dan akurat. Asam lemak Omega-3 membantu pembentukan neuron dan transporter glukosa. Ini adalah nutrisi utama yang membantu otak berfungsi.
Sementara itu EPA atau eicosapentaenoic acid, salah satu asam lemak Omega-3 yang juga disebut “pemurni darah”. Para ilmuwan telah menemukan bahwa efek utama EPA adalah membantu produksi prostaglandin dalam darah. Jenis prostaglandin ini mencegah penumpukan trombosit, yang mengurangi dan mencegah trombosis. Prostaglandin tersebut juga mengurangi kolesterol dan trigliserida dalam darah, serta mengurangi viskositas darah. Olehnya itu hampir tidak ada satupun penyakit yang berpantangan makan ikan, berbeda dengan daging sapi misalnya harus diatur asupannya agar tidak berdampak pada peningkatan kolesterol dalam darah.
Untuk itu sebagai sumber pangan yang sangat esensial ikan harus bisa dipastikan untuk menjadi menu makanan sehari-hari keluarga. Menurut Kepala Dinas Perikanan Bulukumba Drs. Asrar A. Amir dalam acara lomba masak serba ikan pada hari kamis tanggal 15 september 2022, bahwa angka konsumsi ikan Kabupaten Bulukumba baru mencapai 55 Kg/Kapita/Tahun, , angka ini kurang lebih sama dengan tingkat konsumsi nasional yaitu 55,37 Kg/Kapita. Namun sebagai daerah penghasil ikan terbesar di Sulawesi Selatan, harusnya bulukumba bisa lebih besar dari itu karena Bulukumba merupakan penghasil ikan terbesar di Sulawesi Selatan. Mudah-mudahan dengan pelaksanaan lomba masak serba ikan yang dilaksanakan tahun ini dapat meningkatkan tingkat komsumsi ikan di kabupaten Bulukumba, tutur bapak Asrar.
Dalam kesempatan yang sama Bapak Wakil Bupati Bulukumba H. Andi Edy Manaf, S.Sos menyampaikan bahwa Potensi sumberdaya perairan laut yang ada di Kabupaten Bulukumba sangat besar, maka ketersediaan ikan akan selalu ada disekitar kita, sehingga kita mudah menyajikan ragam menu masakan ikan untuk menyehatkan masyarakat, mencegah stunting dan mencerdaskan anak anak kita. Wakil Bupati juga mengajak kepada seluruh masyarakat kabupaten Bulukumba untuk Gemar makan Ikan, agar seluruh masyarakat kabupaten Bulukumba menjadi masyarakat yang sehat dan cerdas. Mari kita Cintai Bulukumba dengan Gemar Makan Ikan, semoga upaya kita dalam memperbaiki gizi masyarakat dapat berbuah manis, serta berdampak pada turunnya angka stunting di Kabupaten Bulukumba, sehingga nantinya akan muncul generasi-generasi unggul dan cerdas sebagai penerus bangsa.
Lebih lanjut dijelaskan Dani Susanto,S.Pi selaku PPTK kegiatan bahwa Kegiatan Lomba Masak Serba Ikan ini adalah kegiatan Dinas Perikanan yg bekerja sama dgn TP PPKM Kab. Bulukumba. Kegiatan ini diikuti oleh 10 TP PKK tingkat kecamatan yang menampilkan berbagai jenis masakan serba ikan yg dapat disajikan dalam menu keluarga sehari hari. Melalui kegiatan ini diharapkan ikan menjadi masakan harian keluarga yang dapat mencegah Stunting dan meningkatkan kecerdasan anak.
Sementara itu, bapak Fachry Amal,S.Pi selaku Kepala Bidang Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan juga mengkonfirmasi bahwa untuk menyasar semua segmen usia dalam hal GEMAR IKAN maka dalam lomba ini diadakan 3 (tiga) jenis menu lomba yaitu :
1. Menu Ikan untuk Keluarga : hidangan yang dibuat dalam
porsi keluarga terdir atas ayah, ibu dan 2 anak.
2. Menu Ikan untuk Balita : Hidangan jenis ikan yang dibuat
untuk keperluan anak usia 3 – 5 Tahun.
3. Menu ikan Kudapan : Jenis hidangan ikan yang ditujukan
sebagai kudapan yang umumnya dikonsumsi secara terpisah dari menu utama.
Untuk itu lebih
lanjut Pak Fachry mengucapkan banyak Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan lomba
masak serba ikan ini, terkhusus kepada Tim Penggerak PKK Tingkat Kabupaten
maupun di kecamatan. Harapan kita bahwa PKK bisa menjadi motor penggerak dari
Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan di Kabupaten Bulukumba.
Thursday, September 8, 2022
BULUKUMBA PERNAH JADI YANG TERBAIK DI MUKA BUMI
Ada hal yang sangat positif dalam acara Launching Inovasi Kabupaten Bukukumba, bukan hanya karena laboratorium inovasi ini menghasilkan 85 jenis Inovasi yang tersebar di seluruh OPD dan Kecamatan namun karena Bulukumba merupakan wilayah yang sangat tersohor mulai dari abad 17 hingga sekarang, hal inilah yang membuat Bapak kepala Deputi Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, SH, MA deputi kajian kebijakan dan inovasi administrasi negara mewajibkan diri untuk menghadiri secara langsung kegiatan Launching Inovasi di Bulukumba. Pejabat eselon 1 ini sangat penasaran dengan Bulukumba karena disinilah tempat lahir Mahakarya Perahu "PINISI". Menurutnya, Pinisi berbeda dengan budaya - budaya yang diakui dunia lainnya, seperti Batik diakui oleh negara tetangga malaysia, tari - tarian seperti reog ponorogo juga di klaim Malaysia sehingga orang - orang tentu masih ragu keaslian daerah asal dari warisan budaya ini.
Berbeda dengan Pinisi selain sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda (Intangible Cultural of Humanity), asal muasal Pinisi sangat tidak diragukan yaitu di Bulukumba, karena tidak ada satupun negara atau daerah lain yang mengklaim sebagai asal muasal pinisi, ini merupakan fakta kuat yang membuktikan bahwa Pinisi memang merupakan Mahakarya dari orang-orang pendahulu kita di Bulukumba. Pinisi telah teruji oleh zaman karena ia mampu berlayar membelah samudera, adalah samudera pasifik, vancouver canada, australia, madagaskar hingga jepang sudah pernah diterabas oleh Pinisi. Entitas orang Indonesia sebagai seorang pelaut tentunya juga sangat ditopang dari keberadaan armada pelayaran yang tangguh ini, dan Bulukumba merupakan kontributor utama dalam mendukung karakter pelaut Indonesia yang juga mendunia. Ketangguhan PINISI yang melegenda ini adalah bukti bahwa kapal Made in Bulukumba pada waktu itu adalah yang terbaik di DUNIA. Kehebatan kita ini tidak boleh terputus kita harus tetap menjadi yang terbaik di dunia, oleh karena itu kita tidak bisa jalan ditempat sambil bernostalgia dengan kejayaan masa lalu, kejayaan itu harus tetap dipertahankan dalam segala aspek untuk itu diperlukan berbagai inovasi agar kita bisa lebih bergerak maju.
Lebih lanjut Pak Deputi bertutur, bahwa salah satu yang menarik jika seorang pelayan publik ditanya untuk apa usiamu?, apakah jawabannya saya puasa senin kamis, saya sholat malam, puasa dan lain-lain?. Tentu bukan itu karena itu memang tugas dasar orang sebagai hamba, namun tugas sebagai pelayan publik adalah seberapa banyak usiamu diusahakan untuk perbaikan kemaslahatan orang banyak?, seberapa banyak tugas kita mengubah kehidupan orang lain menjadi lebih baik?. Segala aktivitas perubahan tersebut disebut sebagai inovasi.
Oleh karena itu, Bulukumba kembali berada di jalur yang tepat namun diperlukan 1 (satu) kali lagi pembuktian yaitu penerapan 85 Inovasi ini, jangan terhenti di launching inovasi karena baru awal dari perjuangan bukan akhir, tutup Pak Deputi dalam sambutannya.
Tuesday, September 6, 2022
SEMPAT JUAL MOTOR, KINI PRODUKNYA TEMBUS RITEL MODERN & PASAR INTERNASIONAL
Terlahir di
Bulukumba 9 Juli 1983, penyuluh bantu perikanan sekaligus pengusaha muda
perikanan termasuk salah satu pengusaha perikanan yang sempat mengalami jatuh
bangun sebelum akhirnya menoreh kesuksesan. Sekitar 3 (tiga) tahun Rizki
membangun usahanya ini, awalnya banyak kendala yang dihadapi mulai dari ilmu
pengolahan ikan yang belum mencukupi, modal dan teknik pemasaran yang masih
gagap terhadap digitalisasi zaman. Dan akhirnya Rizki kini mampu menembus pasar
ritel modern baik lokal maupun ritel nasional dengan 2 (dua) jenis produk
olahan ikan yaitu JUTSUKA (Ikan Kering) dan KUSUKA (Ikan Asin).
Ide
Membuat Produk Justuka dan Kusuka
Awalnya, Rizki
terkesan setelah berkunjung ke salah satu swalayan ritel (Alfamidi) di
Kecamatan Bontobahari, secara tidak sengaja melihat ada produk ikan kering yang
diproduksi oleh kelompok di kabupaten lain. Merasa malu karena Bulukumba ini
juga tidak kalah dengan potensi perikanan yang ada kenapa tidak bisa hadir
diswalayan ritel sekelas Alfamidi itu. Pada hari yang sama langsung menemui
salah satu kelompok nelayan binaan menyampaikan perihal tersebut dan menyatakan
siap untuk bekerjasama terkait suplai bahan bakunya.
Setelah lama
berdiskusi maka lahirlah nama JUTSUKA yang merupakan singkatan dari Juku
kaloToro Kusuka dan jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti “saya
suka ikan kering”. Kusuka sendiri diambil dari salah satu program KKP yaitu
Kartu Pelaku Usaha Perikanan sebagai salah satu identitas untuk para pelaku
usaha kelautan dan perikanan baik itu yang berprofesi sebagai nelayan,
pembudidaya, pemasar dan pengolah hasil perikanan.
Ikan kering
memang olahan ikan yang sangat sederhana dan tradisionil, namun saat mencoba
ternyata beberapa kali gagal karena salah dalam hal penanganan. Ikan yang
diolah banyak terbuang karena tidak layak konsumsi sehingga kadang akhirnya
menjadi pakan ternak atau pakan ikan lele saja. Tentunya proses yang gagal ini
yang membuat penasaran hingga menemukan komposisi yang tepat dalam memproduksi.
Produksi yang ketiga kali JUTSUKA yang dianggap sudah layak dipasarkan adalah
dari jenis ikan Kakatua yang dipesan oleh salah seorang mahasiswa di Jogja yang
terkena dampak Lockdown saat Pandemi covid, kemudian produksi selanjutnya
disalurkan saat kegiatan Dinas Perikanan berbagi saat salah satu desa di
Kecamatan Kindang dinyatakan status terisolir.
Lebih lanjut
Rizki bercerita bahwa salah satu yang Unik dari JUTSUKA ini jauh dari pesisir
pantai, yang jika ditarik jarak dari pesisir pantai terdekat sekitar 12 Km.
Tepatnya beralamat di Desa Balleanging Kec. Ujung Loe yang berada
ditengah-tengah komoditas pertanian (Karet, Cokelat, jagung, Kelapa dll).
Modal
Pertama Membangun JUTSUKA
Awalnya modal
membangun bisnis JUTSUKA hanya sebesar lima juta rupiah, modal ini adalah hasil
menabung yang dikumpul setiap bulannya, modal 5 juta tersebut digunakan untuk
membeli peralatan seperti : Ikan 50 Kg, Frezer kecil 1 buah , Gabus Sterefoam 3
buah, Penjemuran ikan (para-para dari bambu), Garam kasar 1 karung. Adapun
total asset sekarang sudah berkembang menjadi sekitar 40 Juta rupiah yang
terdiri dari : Peralatan produksi dan bangunan pengolahan.
Kendala
yang Didahadapi
Rizki kembali
menuturkan, bahwa tentunya banyak sekali kendala yang dihadapi dalam membangun
bisnis ini, tapi Alhamdulillah dalam setiap proses bisa diselesaikan, beberapa
kali gagal dalam proses produksi, akses pemasaran yang masih juga jadi momok karena
produk yang dihasilkan awalnya tidak laku. Menurutnya, dia juga bahkan pernah menjual motor untuk membeli freezer.
Metode
Pemasaran yang Dijalankan
Tentu produk
JUTSUKA dan KUSUKA besutan Rizki ini tidak langsung laris dipasaran, awalnya hanya
dipasarkan di pasar-pasar tradisional kemudian dilakukan juga kerjasama dengan
kelompok binaan bidang pemasaran perikanan, langkah selanjutnya dia kemudian
menitip barangnya di toko-toko kelontong sambil memasarkan melalui media
social (facebook, Wa, Instagram) dan Market Place (shoope, Tokopedia, Blibli,
Lazada, Padi-UMKM). Setelah menggunakan berbagai media pemasaran tersebut
akhirnya dicoba memasarkan ke Ritel Modern, awalnya sulit menembus ceruk pasar
ini namun setelah memenuhi persyaratan yang begitu ketat akhirnya produk
JUTSUKA dan KUSUKA sekarang sudah bisa dipasarkan di Ritel Modern (Gelael Makassar & Jayapura, Swalayan Berkah Jl.
Boulevard Makassar). Selain Gelael dan Swalayan Berkah pihak Alfamidi Bulukumba juga sudah
mengkonfirmasi untuk menjual produk JUTSUKA, tentu info ini semakin membuat
Rizki untuk semakin membesarkan usahanya ini. Selain penjualan di ritel modern
langkah yang dilakukan sekarang untuk semakin memperbesar pemasaran adalah
dengan membuat Galery yang bisa menampung beberapa produk UMKM hasil perikanan
maupun hasil pertanian yang dipromosikan secara bersamaan, ini juga sekaligus
sebagai upaya memberdayarkan UMKM lain agar bisa mengikuti jejak JUTSUKA,
Omzet
Jutsuka Saat ini
Mengingat
peralatan JUTSUKA saat ini masih terbatas maka produksi dalam sebulan hanya
sampai 4 kali saja, karena metode penjemuran menggunakan matahari langsung yang
estimasinya kering dalam 2-3 hari jika cuaca panas, dan selanjutnya sortir
untuk pengemasan, kapasitas penjemuran saat ini adalah untuk menjemur ikan
basah sekitar 50 Kg dengan hasil ikan kering sekitar 33 Kg. Adapun omzet
sekarang baru mencapai sekitar 22 juta rupiah/bulan dengan asumsi laba 30%.
Omzet. Omzet ini akan bertambah karena kapasitas produksi akan segera ditingkatkan
karena peluang pasar masih cukup luas dan belum termasuk untuk pasokan produksi
Alfamidi,’ tutur rizki.
Jangkauan
Pemasaran Saat ini
Menurut Rizki,
tidak hanya ritel modern yang berhasil dijangkaunya, ikan kering JUTSUKA sudah
dijual di pasar lokal dan luar pulau Sulawesi, bahkan terkhusus untuk produk KUSUKA
(Ikan Kannasa) sudah dijual ke Kalimantan dan Malaysia. Penjualan ke Malaysia
ini melalui mandor-mandor TKI.
Jenis
– jenis Produk
Adapun jenis
produk saat ini adalah :
Ø
Ikan
kering (JUTSUKA)
Ø
Ikan
Kannasa/Jajja (KASUKA)
Ø
Bakso
Ikan Tenggiri (BIJUTSU)
Ø
Ikan
Asap salah satu produksi anggota kelompok
Ø
Abon
ikan tuna (Kemas Ulang)
Ø
Kedepannya
akan dibuat lebih banyak untuk hasil perikanan lainnya seperti nugget, cumi
kering, ikan teri dll. (setelah dapat ilmunya secara bertahap)
Jenis
– jenis perizinan yang telah diperoleh
Untuk menjamin
legalitas dan kualitas produk, usaha Rizki ini sudah mendapatkan beberapa
perizinan yang menjadi syarat wajib penjualan ritel modern seperti:
Ø
NIB
berbasis resiko (OSS)
Ø
Anggota
kelompok terdaftar dalam program BPJS Ketenagakerjaan
Ø
PIRT
Ø
Sertifikat
Halal
Ø
Sertifikat
Penyelia Halal
Ø
Sertifikat
kepemilikan BARCODE produk dari International Barcode Network
Ø
HAKI-Merek (Progress pendaftaran dan
verifikasi berkas) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum
dan HAM RI
Ø
SKP (sertifikat Kelayakan Pengolahan) yang
telah menerapkan Cara Pengolahan Ikan yang Baik / GMP (Good
Manufacturing Practices)--- progress pendaftaran secara online menunggu
rekomendasi penerbitan dari DKP Prov. Sulsel
Langkah
– langkah pengembangan ke Depan
Meski usaha
Rizki ini sudah tergolong sukses, namun Rizki masih belum puas dengan
capaiannya ini, dia bercita – cita agar semua UMKM Perikanan yang menjadi
binaannya dapat juga mengikuti langkahnya, adapun langka-langkah Rizki dia
tuturkan sebagai berikut:
Ø
Rencana
kedepannya tentu untuk melakukan ekspansi yang melibatkan pelaku usaha Kelautan
Perikanan lainnya agar tetap bisa melakukan pemberdayaan dan peningkatan
kesejahteraan dengan memberikan keterampilan.
Ø
Galery
yang terpusat dan strategis untuk menampung produk olahan perikanan sehingga
bisa memfasilitasi akses pemasaran bagi pelaku usaha lainnya.
Ø
Bermitra
dengan pihak peritel sebagai supliyer ikan kering
Harapan
ke Pemerintah
Lebih lanjut, Rizki
dalam wawancaranya menitip harapan ke Pemerintah, dia menitipkan beberapa poin
sebagai berikut :
Ø Untuk
pelaku usaha olahan perikanan tentunya agar lebih focus diperhatikan karena
sektor olahan perikanan salah satu UMKM yang bisa mendongkrak pemulihan ekonomi
daerah. Dukungan dari pemerintah ini berupa akses informasi pasar, peningkatan
kapasitas sumber daya manusia, dan strategi pengembangan penting lainnya yang
pro ke sektor UMKM
Ø
Khusus
untuk JUTSUKA agar bisa dibantu perbaikan sarana produksi/ UPI yang lebih standar,
Bantuan peralatan seperti mesin vacuum, dan peralatan pendukung produksi
lainnya.
Harapan
ke Masyarakat
Selain harapan
ke Pemerintah Rizki juga menaruh harapan banyak ke masyarakat nelayan,
pembudidaya dan pengolah agar bisa lebih kompak, produktif dan mau menerima
inovasi untuk bisa lebih berkembang lagi. Ada banyak sekali pelaku olahan
perikanan lainnya yang bisa dimajukan hanya saja mungkin terkendala akses
informasi untuk dapat legalitas. Bahkan Rizki menekankan kembali kepada nelayan
bahwa keraguan mereka dulu sudah terjawab bahwa ikan kering Ta bisa Tonji masuk di ritel, bagus tommi kalo dibuat oleh-oleh karena tidak baumi kalo dibawa-bawa.
Peranan
Pemerintah
Rizki pun menyadari
bahwa keberhasilan ini tidak diraih secara sendiri, namun mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak diantaranya :
1. Dinas Perikanan Kab. Bulukumba
untuk semua akses yang diberikan untuk bisa lebih berkembang.
2. Dinas Perindustrian dan
perdagangan Kab. Bulukumba untuk pendampingan bidang UMKM
3. Dinas Perindustrian Provinsi
untuk fasilitas sertifikat Halal Gratis
4. Sahabat nelayan dan masyarakat
pesisir yang sudah banyak berkontribusi.
Akhirnya Rizki
menutup wawancaranya dengan pesan bahwa JUTSUKA belum bisa dikatakan layak
karena masih jauh dari standar keberhasilan namun paling tidak bisa memberikan inspirasi ke kelompok binaan dan
masyarakat pada umumnya. Sehingga tetap membutuhkan saran dan masukan untuk
perbaikan kedepannya.
Saturday, September 3, 2022
BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN
Dinas Perikanan Bulukumba berkomitment untuk terus mempermudah akses bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk nelayan kecil. Sedangkan untuk skala industri, telah diterapkan harga BBM khusus untuk pelaku usaha kelautan dan perikanan.
Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan bahwa BPH Migas menyetujui kebutuhan nelayan 2,2 juta kilo liter/tahun, sementara kebutuhan BBM subsidi untuk wilayah Bulukumba per tahunnya diperkirakan sekitar 5.376 kilo liter, prakiraan kebutuhan ini dari hasil analisis penjualan SPDN ungkap Yusli Sandi,S.Kel,M.SiMenanggapi kelangkaan BBM di kalangan nelayan akhir-akhir ini terutama sebelum kenaikan BBM, Yusli mengatakan Pertamina akan memenuhi kuota untuk nelayan kecil sesuai kebutuhan, menjadi tugas kita semua untuk mengawasi penyaluran BBM Subsidi. Jika kita mendapati antrian jerigen di SPBU maka kita harus proaktif mempertanyakan, BBM di jerigen ini untuk siapa??, kalau diperuntukkan untuk nelayan atau petani maka mereka harus memperlihatkan surat rekomendasi BBM dari OPD terkait.
Yusli melanjutkan untuk memanfaatkan BBM subsidi, nelayan diwajibkan mendapat rekomendasi dari pelabuhan perikanan atau dinas perikanan setempat dengan persyaratan yang telah ditentukan. Beberapa syarat diantaranya adalah kapal yang bisa diberikan rekomendasi hanya sampai ukuran 30 GT, mereka juga harus membawa surat-surat kapal seperti SIUP,SIPI,Surat Ukur,SPB dan Surat Tanda Kedatangan Kapal.
Kuota untuk nelayan sebenarnya sangat cukup, sehingga yang perlu diperhatikan sekarang adalah bagaimana memastikan agar kuota tersebut tepat sasaran, hal inilah yang dilakukan Dinas Perikanan saat ini dengan cara memperketat penerbitan surat rekomendasi. Sampai saat ini surat rekomendasi yang keluar baru mencapai 151 surat terhitung mulai bulan januari tahun ini hingga kini, itupun sudah termasuk surat perpanjangan. Yang lebih menarik lagi surat rekomendasi ini keluar hanya sekitar 15 menit dan 100% gratis. Jika ada yang pernah merasa membayar tolong dilaporkan, ujar Yusli.
Pertamina juga menyediakan layanan pengaduan melalui website https://pertaminaclean.tipoffs.info serta Mail Box ke Pertamina Clean PO Box 2600 JKP 10026.
Friday, September 2, 2022
PEMBERSIHAN RUMPON DI PERAIRAN BULUKUMBA SELESAI
Aktivitas FADs Clearence
(Pembersihan Rumpon) untuk perairan di sekitar Bulukumba dan Selayar telah
selesai, Rumpon yang berhasil diangkat sebanyak 102 Unit dengan lama pengerjaan
9 (Sembilan) Hari. Rumpon yang terangkat tersebut sebagian sudah diserahkan ke
nelayan pemilik dan sebagian lainnya masih dimuat di kapal Tugboat (kapal
tunda) yang digunakan oleh pihak perusahaan dalam pengangkatan rumpon. Adapun
rumpon yang disimpan di tugboat itu karena nelayan tidak datang mengambil
miliknya meski dalam perjanjian sebelumnya mereka yang mengambil sendiri
rumponnya di laut. Namun demikian, nelayan yang tidak berkesempatan mengambil
langsung rumponnya tetap diberi kesempatan untuk mengambil dengan cara lego jangkar
di Pulau Liukang Loe agar nelayan bisa mengakses dengan mudah karena kapal
Tugboat ini tidak mendapat izin berlabuh di pelabuhan terdekat.
Dengan selesainya aktivitas
clearance ini, maka terhitung tanggal 31 Agustus 2022 nelayan pemilik rumpon
yang diputus rumponnya sudah bisa mengklaim ke pihak yang ditunjuk perusahaan
untuk melakukan pembayaran kompensasi. Untuk menjamin akurasi dan ketertiban
dalam penyaluran kompensasi maka atas inisiatif Dinas Perikanan Kabupaten
Bulukumba, diadakan rapat semi informal di RM. Sulawesi Jl. Pettarani Kab.
Bulukumba. Rapat ini dihadiri semua unsur baik itu mitra perusahaan, dinas
perikanan, Polres Bulukumba, Angakatan Laut (DANPOSAL Bulukumba), HNSI, POLAIR,
dan perwakilan nelayan. Rapat ini dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2022
dengan kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses
pembayaran kompensasi rumpon yang telah dibersihkan dan sudah melaporkan ke
penanggung jawab pendataan rumpon dan telah terverifikasi kebenarannya, maka
akan segera dibayarkan, sejak kesepakatan ini dihasilkan terhitung tanggal 31
Agustus 2022 pukul 17.00 WITA.
2. Proses
pembayaran kompensasi akan disaksikan oleh beberapa pihak yang kompeten
diantaranya Kanit Intel Polres Bulukumba, Ketua HNSI, Danposal Bulukumba, Dinas
Perikanan, Perwakilan Nelayan dan Nelayan Pemilik Rumpon dengan membawa surat
pernyataan pemenuhan administrasi.
3. Tempat
pelaksanaan pembayaran kompensasi rumpon dilakukan di Doajang Kelurahan
Sapolohe (Rumah H. Ali Amran Endang Rahayu, S.Pi).
4. Untuk
rumpon yang tidak bertanda tetapi dilakukan pemotongan akan menerima kompensasi
ganti rugi rumpon yang nilainya sama dengan rumpon yang bertanda dengan
menunjukkan bukti berupa titik koordinat, KTP dan dokumen Photo rumpon untuk
diverifikasi sebelum menerima kompensasi.
Kesimpulan rapat tersebut kemudian disajikan dalam bentuk
notulensi dan ditanda tangani oleh perwakilan unsur-unsur yang hadir
sebagaimana sudah disebutkan diatas.