Monday, September 24, 2018

MIMPI MEMAJUKAN DAERAH?, PERHATIKAN SEKTOR INI

Gejolak ekonomi nasional yang ditandai dengan pelemahan kronis rupiah secara berkepanjangan berimbas bagai barisan domino yang menjalar kemana-mana. Krisis ini menembus semua sektor dan merata ke seluruh daerah, tak terkecuali Kabupaten Bulukumba yang berlokasi di jazirah selatan Sulawesi Selatan.

Untuk mengantisipasi dampak krisis ini maka semua daerah harus memiliki sistem pertahanan sendiri, sehingga jika secara kumulatif daerah berhasil bertahan dari gejolak maka dipastikan bahwa secara nasional Indonesia juga pasti akan kuat menghadapi segala macam gejolak. Baik gejolak dari luar seperti imbas Perang Dagang  (Trade War) antara Amerika dan China mapupun gejolak dalam negeri seperti potensi crash yang ditimbulkan oleh pesta demokrasi yang sebentar lagi akan kita hadapi bersama.

Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah memaksimalkan potensi Komparative daerah masing-masing. Untuk Kabupaten Bulukumba salah satu potensi ekonominya adalah sektor perikanan. Sebelum lanjut mari kita perhatikan profil sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Bulukumba :

Dari grafik diatas terlihat bahwa kontribusi PDRB Sub Sektor perikanan terhadap keseluruhan PRDB Kabupaten Bulukumba sebesar Rp.1.342.269.000.000 (Satu Trilyun Tiga Ratus Empat Puluh Dua Milyar Dua Ratus Enam Puluh Sembilan Juta Rupiah). Kontribusi sektor perikanan ini hampir menayamai jumlah APBD Kabupaten Bulukumba selama setahun. Jika melihat secara persentase kontribusi sekor perikanan berdasar harga berlaku sebesar 11,02 % dari total PDRB yang sebesar Rp. 12.174.855.200.000. adapun perkembangan persentase sektor perikanan terhadap PDRB sebagai berikut :
Secara persentase kontribusi sektor perikanan juga semakin signifikant dari tahun ke tahun. Kontribusi ini memberi indikasi bahwa sektor perikanan sangat sifgnificant dalam menopang perekonomia daerah.
Selain itu jika dilihat dari laju pertumbuhan sektor perikanan jauh melampau pertumbuhan ekonomi daerah, dimana pertumbuhan ekonomi daerah pada Tahun 2017 hanya mencapai 6,92 % sementara pertumbuhan ekonomi dari lapangan usaha perikanan sebesar 8%. Hal ini mmbuktikan bahwa sektor perikanan masih sangat berpotensi untuk dimaksimalkan. Pertumbuhan tersebut sebenarnya menurun jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapi 11,95%. Penurunan tersebut kemungkinan besar disebabkan karena kebijakan anggaran untuk sektor kelautan dan perikanan yang semakin menurun. Anggaran yang bersumber dari pusat (APBN) untuk sektor ini hanya sebesar 1,5 Milyar dan untuk alokasi provinsi hanya mencapai 2 milyar. untuk  alokasi anggaran dari Kabuaten (APBD) juga terjadi pernurunan secara significant, adapun trend penurunan anggaran dapat dilihat pada grafik berikut :

Meskipun dengan tren penurunan tersebut, sektor perikanan sebenarnya masih berkontribusi sangat significant bagi perekonomian daerah, meski tren pertumbuhan juga mulai menurun. Untuk itu kedepan diperlukan kebijakan khusus bagi daerah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi daerah yang salah satu penopang utamanya adalah sektor perikanan, mengabaikan momentum ini sebenarnya kita juga sedang mengabaikan momentum pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.

Selain kontribusi pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, sektor perikanan merupakan sektor unik karena mampu menjadi penyelamat stabilitas ekonomi makro. lihat saja rupiah misalnya yang saat ini terus melemah, hal ini karena prokdutifitas ekspor kita lebih rendah dibanding import kita. Dengan kata lain untuk menyelamatkan stabiliitas ekonomi maka hal yang perlu kita jaga adalah keseimbangan antara ekspor dan import.  untuk menjaga keseimbangan tersebut sektor perikanan jelas bisa menjadi solusi karena komoditas perikanan umumnya merupakan komoditas ekspor.