Sunday, February 25, 2018

JANGAN REMEHKAN ISU KEDAULATAN "IBU SUSI"


Maraknya penyelundupan seperti Narkoba yang mencapai 1,6 Ton melalui laut merupakan salah satu alarm bahwa pengelolaan laut tidak melulu bicara perikanan,perhubungan, energi dan sumber - sumber ekonomi lainnya. Namun ada isu yang lebih besar yaitu isu KEDAULATAN. Isu kedaulatan ini pula yang membuat menteri kelautan dan perikanan RI ibu Susi Pujiastuti sangat gencar dalam memberantas Illegal Fishing, dimana pelaku illegal fishing ini di dominasi oleh kapal - kapal asing dan tentu berpotensi menganggu kedaulatan kita di laut.

Boleh jadi kedaulatan kita di daratan terlihat begitu terjaga oleh aparat berwenang mengingat luas daratan yang lebih sempit dibanding lautan ditambah lagi tantangan yang ada di daratan tidak seperti tantangan yang ada di laut. Dilautan penjagaan akan mengalami beberapa rintangan seperti ganasnya ombak, ditambah lagi peralatan pengawasan teritorial laut yang sangat terbatas. Masih sering terdengar kabar bahwa kecepatan kapal pengintai kita di laut masih kalah cepat dibanding dengan kapal nelayan - nelayan tetangga seperti nelayan Thailand,Vietnam,Malaysia hingga China. Tentu kabar ini sangat miris karena kita  jauh - jauh hari sudah memproklamirkan diri sebagai negara MARITIM.

Dengan luas laut Indonesia yang mencapai 3.302.498 Km2 dan luas daratan hanya sebesar 1.890.754 km2. Atau dengan kata lain bahwa luas daratan hanya 1/3 luas Indonesia sementara luas lautan sebesar 2/3 dari total luasan. Ditambah lagi dengan jumlah pulau yang mencapai 17.508 buah memberi isyarat bahwa pintu masuk ke Indonesia memang sangat banyak dan sangat luas, sehingga peluang penyelundupan barang bahkan manusia sangat besar dan nyaris tak bisa dijangkau oleh aparat yang ada.

Berdasarkan data dari infomiliter.com bahwa jumlah personil TNI Angkatan Laut kita hanya sebesar 75.000 personil dan 150 buah kapal laut yang aktif. Dengan jumlah armada seperti ini maka dalam penjagaan teritorial laut setiap kapal ini harus mengawasi seluas 22.016 km2. Tentu luasan cover laut seperti ini tak mungkin bisa dilakukan oleh kapal - kapal angkatan laut kita.

Sebenarnya dalam menjaga laut kita banyak institusi lainnya yang terlibat, seperti kepolisian, bea cukai bahkan kementerian kelautan dan perikanan. Pengawasan laut yang mereka lakukan berdasarkan tupoksi masing-masing. Namun demikan meski seluruh aparat diatas digabung masih saja kita keteteran dalam menjaga laut kita. Untuk itu diperlukan terobosan yang efektif untuk ikut menjaga kedaulatan laut.

Salah satu solusi untuk memperkuat kedaulatan laut adalah pelibatan NELAYAN dalam menjaga teritorial, karena nelayanlah saat ini yang senantiasa mengokupasi lautan tanpa henti. Nelayan adalah garda terdepan dalam pendudukan laut sementara aparat hanya berlayar secara acak dan tentunya jauh dari cukup dalam hal frekwensi. Keberhasilan aparat selama ini dalam menggagalkan penyelundupan lebih sering dilakukan di wilayah perairan yang ramai seperti di perairan dekat Batam. Namun bagaimana dengan perairan yang berlokasi di remote area?, atau pulau - pulau yang sukar dijangkau? apakah ada jaminan bahwa tidak ada selundupan yang lolos?. Untuk itu rasanya sudah saatnya melibatkan dalam menjaga perairan laut kita karena pelibatan nelayan bukan hanya efektif namun sangat efisien karena tidak ada dana pengawasan yang mesti dikeluarkan APBN. Untuk menjaga agar nelayan terus melaut maka pemerintah cukup jadi fasilitator saja. Beri mereka akses terhadap permodalan, ringankan biaya operasional mereka dengan memastikan bahwa BBM yang digunakan betul-betul harga subsidi, jaga lautnya dari penagkapan ikan illegal, dan beri mereka akses pasar. Dengan memperhatikan hal-hal dasar tersebut maka nelayan dipastikan akan tetap melaut dan bisa difungsikan dalam membantu menjaga kedaulatan laut kita.

Pelibatan nelayan dalam penjagaan teritorial laut tentunya bukan  dalam hal penegakan hukum tapi lebih bertindak sebagai informan ketika menjumpai kapal-kapal yang dinilai mencurigakan. Informasi tersebut kemudian akan dikirim ke aparat berwenang. Metode ini sangat efisien dan mudah, namun memerlukan sistem penyampaian informasi atau pengaduan yang diatur sedemikian rupa karena informasi yang disampaikan terlebih dahulu harus dipastikan akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan pengerahan people power (nelayan) ini maka personil penjaga laut kita akan bertambah lagi 1,6 juta orang. Angka yang rasanya sudah cukup untuk menjaga laut kita yang luasnya mencapai 3,3 juta km2.



Saturday, February 17, 2018

CARA MELINDUNGI PANTAI KITA SECARA ALAMI


Salah satu cara melindungi pantai kita secara alami adalah menanam Bakau di dalam kultivar, beton kultivator ini akan melindungi mangrove yang masih kecil (anakan) dari terjangan gelombang dan melindunginya dari predator seperti kepiting. Beton akan ditempatkan di pantai dan didalamnya diletakkan bibit mangrove.Beton kultivator ini sifatnya hanya sementara untuk melindungi pantai, disaat beton ini hancur akibat terjangan alam maka mangrove yang ada di dalamanya sudah cukup kuat sebagai penahan gelombang alami.

Saat permukaan air laut naik dan masyarakat pesisir menghadapi ancaman erosi dan banjir, struktur pertahanan pantai, yang sering dibangun dengan beton, telah menjadi hal yang biasa di banyak bagian dunia.   Tapi struktur yang perekayasaan keras (Hard Enginering) ini, seperti seawalls, breakwater dan groin sangat mahal dan buruk bagi lingkungan.

Dari berbagai penelitian terumbu karang, kerang dan hutan mangrove ternyata bisa melindungi garis pantai. Secara alami garis pantai memiliki pertahanan sendiri dalam menghadapi gelombang,pertahanan alami tersebut berupa bukit pasir (sand dune) bebatuan, mangrove padang lamun dan terumbu karang serta kerang. Struktur alam ini dapat mengurangi tinggi gelombang saat mendekati pantai dan menyerap sedimen, meningkatkan tinggi tanah yang relatif terhadap permukaan laut. Hal ini mengurangi banjir dan erosi. Karang dan hutan bakau sangat penting untuk melindungi pantai,namun karena habitat asli mereka yang mengalami penurunan signifikan maka saat ini telah dikembangkan perekayasaan alam (Soft Engineering) dengan membuat karang dengan kerang dari cangkang daur ulang dan batuan dasar alam, dan kami berharap dapat mengurangi tinggi gelombang dan meningkatkan penambahan tepi pantai yang mengikis. Adapun contoh pemanfaatan kulit kerang sebagai terumbu buatan alami dapat dilihat pada gambar berikut :

Untuk hutan mangrove  digunakan pendekatan 'hibrida', yang melibatkan penanaman bakau di dalam kultivar beton yang mengurangi laju gelombang, mengakumulasi sedimen dan memberikan kondisi yang sesuai bagi mangrove untuk tumbuh. Di tempat lain, habitat alami lainnya digunakan untuk melindungi garis pantai. Misalnya, di Amerika Serikat, terumbu tiram telah banyak dipulihkan di pantai timur untuk memberikan pengendalian erosi. Tiram membutuhkan sesuatu yang mudah untuk dilekatkan, dan banyak desain terumbu karang yang kreatif telah direkayasa untuk menggantikan habitat yang hilang dan meningkatkan populasi tiram

Perekayasaan pelindung pantai secara alami ini memang sangat menguntungkan karena biayanya cukup murah dan tidak merusak lingkungan, sebaliknya struktur buatan sangat mahal dalam pembangunannya juga dalam pemeliharaannya dan menyebabkan kerusakan ekologi yang signifikan. Secara khusus, strukutur buatan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati melalui penggantian habitat alami dan sering menjadi pemicu dalam berkembangnya spesies invasif. Mengingat ancaman yang dihadapi garis pantai kita, maka melindungi garis pantai di masa depan perlu dipertahankan secara finansial dan ekologis.   Sistem pertahanan pesisir berbasis alam menyajikan alternatif yang efektif untuk struktur buatan karena mereka dapat menyesuaikan diri dengan perubahan iklim dan perbaikan diri setelah terjadinya badai - yang berarti akan lebih murah dalam jangka panjang. Berikut kami sajikan dalam gambat terumbu buatan alami yang terbuat dari kerang - kerangan.

Rancangan struktur seperti dinding beton berdasarkan kaidah teknik seperti ketahanan dan daya tahan secara masive tentu sangat berlawanan dengan ketahanan ekologis, struktur alamiah meningkatkan variabilitas. Sementara struktur alamiah mungkin tidak menawarkan jaminan yang terlihat seperti dinding yang kokoh namun struktur alamiah ini menawarkan lebih banyak lagi. Memang kita harus mempercayai alam untuk melakukan tugasnya, dan membiarkan ekosistem menyerap gangguan dan tetap berada dalam keadaan stabil. Menyesuaikan pantai Indonesia dengan perubahan iklim merupakan tantangan besar yang harus kita hadapi di tahun-tahun mendatang. Dimana saat ini sekitar 85 persen penduduk kita bermukim dalam jarak 50 km dari pantai. Hal ini tentu sangat rentan terhadap bahaya - bahaya yang ada di wilayah pesisir, untuk itu sudah saatnya kita menghormati eksosistem pesisir dan laut agar keberlanjutan hidul kita dapat terjaga.

Friday, February 16, 2018

Budidaya Rumput Laut Memberi Dampak Ekonomi dan Menyelamatkan Lautan


Peningkatan keasaman laut sudah mengancam kehidupan laut di seluruh dunia, dan kondisinya diperkirakan akan semakin memburuk di tahun-tahun mendatang. Tapi untuk garis pantai tertentu seperti pantai Bulukumba dan Indonesia pada umumnya, mungkin ada solusi. Peneliti telah menemukan bahwa vegetasi laut seperti rumput laut dan padang lamun memberikan efek mitigasi yang kuat terhadap keasaman air laut sehingga rumput laut ini bisa mengurangi beberapa dampak pada ekosistem pesisir.

"Apa yang kami temukan bahwa di berbagai komunitas - dari yang memiliki anemon laut hingga mereka yang memiliki banyak ganggang dan kerang - kita masih melihat pola yang sama," kata Cascade Sorte, ahli ekologi di University of California, Irvine, dan penulis utama laporan baru tersebut. "Semakin banyak produsen primer, semakin mengurangi pengasaman laut." Sebagian besar prediksi tentang pengasaman laut difokuskan pada dampak skala luas di perairan terbuka. Tapi lingkungan pesisir memiliki karakter tersendiri sehingga struktur kimia dan biologi dari lautan lepas akan berbeda dengan perairan pesisir. Menurut, Sorte dan rekan penulisnya Nyssa Silbiger menyatakan bahwa Rumput laut dan vegetasi pesisir lainnya dapat menyangga pengasaman laut dengan mengambil karbon dioksida berlebih.

Sampai saat ini, gagasan tersebut belum pernah diuji coba di wilayah geografis yang luas dan beragam komunitas biologis. Sorte dan Silbiger memilih 57 kolam pasang surut di empat lokasi sepanjang hamparan pantai sepanjang 1.800 kilometer dari Oregon hingga Southern California. Mereka mencirikan komponen fisik dan biologi dari setiap penghitungan kolom perairan dan mengklasifikasikan spesies yang ada, misalnya, dan mengambil berbagai pengukuran kimia - dan kemudian menganalisis secara statistik pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap keasaman air.

Satu hal yang mengejutkan bahwa peneliti menemuman bahwa rumput laut dan alga sejauh ini adalah prediktor paling signifikan. "Itu sama dengan mengatakan bahwa jumlah rumput laut dan alga sebenarnya lebih penting daripada jumlah volume air perairan. Karena perairan yang memiliki banyak alga tidak hanya subur untuk aktifitas perikanan namun juga bisa menyerap karbon yang tentunya bisa mencegah pemanasan global.

Selain itu, ternyata rumput laut juga berdampak positif terhadap pertumbuhan kerang-kerangan di lautan. Seperti diketahui bahwa pertumbuhan kerang di lautan akan terganggu seiring dengan peningkatan keasaman air laut. Laut yang masam akan menganggu pertumbuhan cangkang dari biota laut, sementara dengan melimpahnya rumput laut yang berfungsi sebagai produser primer maka dapat menyerap karbon dioksida yang ada di lautan. Dengan menurunnya jumlah karbon dioksida maka tingkat keasaman akan berkurang atau pH perairan  akan lebih stabil diatas pH 8. Menyadari begitu pentingnya fungsi rumput laut ini,maka sudah sepantasnya kita berterima kasih pada pembudidaya rumput laut yang selama ini tidak hanya menghasilkan Devisa bagi negara juga turut membantu dalam menyelamatkan BUMI.

Written by;
Yusli Sandi,S.Kel,M.Si
Kasubag Program
Dinas perikanan bulukumba

Sunday, February 4, 2018

BULUKUMBA SURGA TAMBAK INTENSIF

Tambak Intensive di Bulukumba              
           Kabupaten Bulukumba mungkin agak asing di beberapa telinga masyarakat Indonesia lebih – lebih masyarakat dunia, jika dilakukan survey mungkin orang-orang yang mengenal bulukumba lebih banyak karena eksotisme pantai – pantai yang khas terdiri dari bebatuan kapur dan pantai pasir putih yang begitu mempesona. Beberapa pantai yang tersohor diantaranya adalah Pantai Bira, Pantai Apparaleng, Pantai Samboang dan Pantai Maurummasa. Serangkaian pantai – pantai tersebut merupakan zamrud yang tak ternilai harganya meskipun belum begitu menglobal.
Letak Geografis Kabupaten Bulukumba
                Namun pada kesempatan kali ini kami tidak akan menuturkan lebih banyak mengenai keindahan pantai dimaksud. Banyak potensi Maritim lainnya yang jarang terkekspose, salah satu diantaranya adalah potensi pengembangan tambak intensif. Tambak intensif di Kabupaten Bulukumba tergolong cukup pesat dimana sampai saat ini terdapat sekitar 7 (tujuh) perusahaan besar pengelola tambak yang beroperasional disini, adapun pengelola tambak dimaksud dapat dilihat dalam daftar berikut :
No.
Nama Perusahaan
Lokasi
1
PT. Asindo
Marirennu Kec. Gantarang
2
PT. 2512
Marirennu Kec. Gantarang
3
PT. Panca
Marirennu Kec. Gantarang
4
PT. GGA
Jalanjang Kec. Gantarang
5
PT. Sitto Lestari
Tanah Lemo Kec. Bonto Bahari
6
PT. Agro Nusantara Halid
Tanah Lemo Kec. Bonto Bahari
7
Hj. Martini dahlan

Sumber : Dinas Perikanan
                Pengelola tambak diatas selain sudah tergolong besar juga merupakan pioneer dalam hal pengembangan teknologi budidaya tambak. Sebut saja PT. GGA (Goysen Global Aquaculture) mereka adalah perusahaan tambak yang terkenal dalam pengembangan usaha budidaya tambak. Produktifitas dari tambak yang dikelola mereka tergolong sangat tinggi dimana dengan luasan ¼ Ha mereka mampu memproduksi sebesar 7 – 8 Ton per Panen (Sumber:Wawancara). Dengan produksi seperti itu maka produksi tambak perusahaan tersebut per hektar / Tahun dengan asumsi 3 (tiga) kali panen efektif pertahun dapat mencapai 96 Ton. Dengan asumsi hanya 25% dari lahan total yang dimiliki (20 Ha) yang produktif, maka potensi produksi bisa mencapai 480 Ton. Nilai dari produksi ini sebesar Rp. 21.600.000.000 (Dua Puluh Satu Milyar Enam Ratus Juta Rupiah). Angka ini tentunya sangat fantastis karena nilai produksi tersebut baru bersumber dari 1 (satu) perusahaan, itupun dengan perhitungan yang sangat minimal yaitu 25 % dari kapasitas produksi. Jika kita menganalisis lebih jauh maka nilai produksi rata – rata 7 (Tujuh) perusahaan bisa mencapai 100 Milyaran per tahun (Asumsi: Produksi Tahunan dirata-ratakan). Hal ini juga sejalan dengan data nilai produksi Dinas Perikanan 2017 untuk budidaya air payau sebesar Rp. 213.088.300.000 (Dua Ratus Tiga Belas Milyar Delapan Puluh Delapan Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah).
                Semaraknya para investor tambak yang berdatangan di Kabupaten Bulukumba sebenarnya tidak terjadi begitu saja, melainkan karena secara potensi Bulukumba memang memiliki kondisi perairan laut yang sesuai. Kondisi bahan cemar perairan juga tergolong sangat sedikit sehingga perairan wilayah laut di daerah ini cukup bisa menopang kehidupan udang. Adapun kondisi perairan Kabupaten Bulukumba sebagai berikut :
Sumber : Athira, Dkk, 2016
                Dari berbagai indikator diatas seperti Salinitas, pH dan Oksigen terlarut memang sesuai dengan kondisi yang diinginkan oleh biota terutama untuk udang. Terlihat bahwa pH rata-rata diperairan Bulukumba sebesar 8,155, angka ini sangat sesui dengan pertumbuhan udang dimana kebutuhan pH untuk udang 7- 9. Begitupula salinitas yang rata-ratanya mencapai 30,88 ppt juga sangat disukai oleh udang vanname karena pada dasarnya udang ini memang udang laut bukan udang yang hidup di muara seperti udang windu. Begitupula indikator lainnya terlihat cukup baik dalam menopang pertumbuhan budidaya udang.
Bulukumba Penghasil Devisa Negara
                Menyadari tingginya nilai produksi tersebut maka arah kebijakan pemerintah baik itu pusat maupun daerah mestinya memberikan perlakukan khusus dalam pengembangan investasi tambak. Investasi tambak sangat penting karena komoditas tambak merupakan orientasi ekspor sehingga mempunyai peranan besar dalam menyumbangkan devisa ke negara. Olehnya itu pemerintah pusat juga tidak boleh membiarkan pemerintah daerah dalam mengembangkan budidaya ini karena devisa yang dihasilkan sangat berpotensi membantu APBN. Bisa dibayangkan jika kontribusi tambak intensif ini saja yang bisa mencapai 21 milyar per tahun maka jika dikonversi dalam dollar amerika (kurs saat ini $1 = 12.350) = $ 1.748.988. artinya kontribusi tambak intensif saja terhadap negara dalam hal devisa mencapai 1.748.988 (Satu Juta Tujuh Ratus Empat Puluh Delapan Ribu Sembilan Ratus Delapan Puluh Deapan  Dollar amerika), pun itu belum menghitung produksi tambak lainnya diluar perusahaan tambak yang disebutkan tadi.