Saturday, March 14, 2015

Manfaatkan Moment Rupiah untuk Genjot Produksi Kelautan dan Perikanan

Ada hal yang menarik disimak dalam pelemahan Rupiah dimana terjadi kenaikan harga dimana-mana,kenaikan yang paling terasa adalah barang-barang impor seperti barang elektronik,mesin-mesin dan berbagai barang dan bahan yang belum tersedia dalam negeri. Kenaikan harga ini memicu kepanikan publik karena mereka harus mereplanning kembali budget mereka. Namun ternyata cerita miris ini hanya menimpa orang-orang yang gemar memakai produk luar atau gemar menjadi konsumer, lantas apa yang terjadi bagi kelompok orang yang berfungsi sebagai produser barang dan jasa?,jawabannya mereka sedang panen saat ini.

Siapakah mereka yang diuntungkan oleh kondisi ini?,mereka adalah orang-orang yang mempunyai produk dan laku diluar negeri. Salah satu contohnya adalah mereka yang bergelut di sektor kelautan dan perikanan,barang-barang produksi mereka juga turut merangkak naik, kenaikan ini justru sangat menguntungkan bagi mereka karena dengan volume yang sama mereka mendapatkan nilai rupiah yang lebih.

Sebagai contoh harga udang windu diakhir 2014 hanya bercokol dikisaran Rp.80.000-Rp.100.000/Kg namun setelah pelemahan Rupiah harga udang ini naik menjadi Rp.110.000 keatas. Begitu juga rumput laut dari 2 bulan lalu harganya masih Rp.8.000 kini sudah mulai naik diatas Rp.10.000/Kg. Selain keuntungan langsung yang diperoleh ternyata negara juga sangat diuntungkan dari jenis usaha ini, betapa tidak devisa yang dihasilkan bisa turut membantu dalam menutup defisit neraca transaksi berjalan secara nasional.

Menyadari hal ini sudah sepantasnya kita sematkan gelar Pahlawan DEVISA kepada mereka. Selama ini kita lebih mengenal TKI sebagai pahlawan devisa, namun ternyata sangat banyak aktifitas lain yang sangat membantu dalam menghasilkan devisa negara,bahkan profesi nelayan dan pembudidaya ikan jauh lebih bermartabat dibanding pergi merantau untuk menjadi pembantu di negeri orang.

Untuk itu langkah pemerintah pusat mestinya lebih diarahkan ke sektor rill seperti ini, strategi lama seperti mengutak atik aspek finansial dan instrumen keuangan lainnya sudah tidak jaman,kalaupun berefek hanya bersifat sementara. Langkah yang paling sering dilakukan pemerintah adalah menaikkan suku bunga, melarang orang beli dollar atau stimulus-stimulus keuangan yang nyaris bermanfaat kepada mereka yang kelas atas saja, padahal pada tataran grassroot banyak sekali pahlawan devisa kita yang bisa dijadikan ujung tombak dalam menjaga stabilitas nilai rupiah.

No comments:

Post a Comment