Saturday, February 17, 2018

CARA MELINDUNGI PANTAI KITA SECARA ALAMI


Salah satu cara melindungi pantai kita secara alami adalah menanam Bakau di dalam kultivar, beton kultivator ini akan melindungi mangrove yang masih kecil (anakan) dari terjangan gelombang dan melindunginya dari predator seperti kepiting. Beton akan ditempatkan di pantai dan didalamnya diletakkan bibit mangrove.Beton kultivator ini sifatnya hanya sementara untuk melindungi pantai, disaat beton ini hancur akibat terjangan alam maka mangrove yang ada di dalamanya sudah cukup kuat sebagai penahan gelombang alami.

Saat permukaan air laut naik dan masyarakat pesisir menghadapi ancaman erosi dan banjir, struktur pertahanan pantai, yang sering dibangun dengan beton, telah menjadi hal yang biasa di banyak bagian dunia.   Tapi struktur yang perekayasaan keras (Hard Enginering) ini, seperti seawalls, breakwater dan groin sangat mahal dan buruk bagi lingkungan.

Dari berbagai penelitian terumbu karang, kerang dan hutan mangrove ternyata bisa melindungi garis pantai. Secara alami garis pantai memiliki pertahanan sendiri dalam menghadapi gelombang,pertahanan alami tersebut berupa bukit pasir (sand dune) bebatuan, mangrove padang lamun dan terumbu karang serta kerang. Struktur alam ini dapat mengurangi tinggi gelombang saat mendekati pantai dan menyerap sedimen, meningkatkan tinggi tanah yang relatif terhadap permukaan laut. Hal ini mengurangi banjir dan erosi. Karang dan hutan bakau sangat penting untuk melindungi pantai,namun karena habitat asli mereka yang mengalami penurunan signifikan maka saat ini telah dikembangkan perekayasaan alam (Soft Engineering) dengan membuat karang dengan kerang dari cangkang daur ulang dan batuan dasar alam, dan kami berharap dapat mengurangi tinggi gelombang dan meningkatkan penambahan tepi pantai yang mengikis. Adapun contoh pemanfaatan kulit kerang sebagai terumbu buatan alami dapat dilihat pada gambar berikut :

Untuk hutan mangrove  digunakan pendekatan 'hibrida', yang melibatkan penanaman bakau di dalam kultivar beton yang mengurangi laju gelombang, mengakumulasi sedimen dan memberikan kondisi yang sesuai bagi mangrove untuk tumbuh. Di tempat lain, habitat alami lainnya digunakan untuk melindungi garis pantai. Misalnya, di Amerika Serikat, terumbu tiram telah banyak dipulihkan di pantai timur untuk memberikan pengendalian erosi. Tiram membutuhkan sesuatu yang mudah untuk dilekatkan, dan banyak desain terumbu karang yang kreatif telah direkayasa untuk menggantikan habitat yang hilang dan meningkatkan populasi tiram

Perekayasaan pelindung pantai secara alami ini memang sangat menguntungkan karena biayanya cukup murah dan tidak merusak lingkungan, sebaliknya struktur buatan sangat mahal dalam pembangunannya juga dalam pemeliharaannya dan menyebabkan kerusakan ekologi yang signifikan. Secara khusus, strukutur buatan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati melalui penggantian habitat alami dan sering menjadi pemicu dalam berkembangnya spesies invasif. Mengingat ancaman yang dihadapi garis pantai kita, maka melindungi garis pantai di masa depan perlu dipertahankan secara finansial dan ekologis.   Sistem pertahanan pesisir berbasis alam menyajikan alternatif yang efektif untuk struktur buatan karena mereka dapat menyesuaikan diri dengan perubahan iklim dan perbaikan diri setelah terjadinya badai - yang berarti akan lebih murah dalam jangka panjang. Berikut kami sajikan dalam gambat terumbu buatan alami yang terbuat dari kerang - kerangan.

Rancangan struktur seperti dinding beton berdasarkan kaidah teknik seperti ketahanan dan daya tahan secara masive tentu sangat berlawanan dengan ketahanan ekologis, struktur alamiah meningkatkan variabilitas. Sementara struktur alamiah mungkin tidak menawarkan jaminan yang terlihat seperti dinding yang kokoh namun struktur alamiah ini menawarkan lebih banyak lagi. Memang kita harus mempercayai alam untuk melakukan tugasnya, dan membiarkan ekosistem menyerap gangguan dan tetap berada dalam keadaan stabil. Menyesuaikan pantai Indonesia dengan perubahan iklim merupakan tantangan besar yang harus kita hadapi di tahun-tahun mendatang. Dimana saat ini sekitar 85 persen penduduk kita bermukim dalam jarak 50 km dari pantai. Hal ini tentu sangat rentan terhadap bahaya - bahaya yang ada di wilayah pesisir, untuk itu sudah saatnya kita menghormati eksosistem pesisir dan laut agar keberlanjutan hidul kita dapat terjaga.

No comments:

Post a Comment