Thursday, May 4, 2023

RAJA TUNA, DI UTARA ADA BITUNG KALAU DI SELATAN ADA BULUKUMBA


Penanganan Ikan Tuna KUB Ujung Tiro

Jika orang bicara ikan tuna yang banyak dikenal orang adalah Bitung yang berlokasi di Sulawesi Utara, industri tuna di bitung ini tampak lebih maju dibanding dengan wilayah lainnya di Indonesia. Hal ini karena wilayah ini ditopang oleh Pelabuhan Perikanan Samudera dan sekitar 60 industri perikanan skala besar dengan kapasitas produksi 1.000 ton per hari. Namun tentu produksi itu tidak hanya diproduksi oleh nelayan lokal, karena nelayan lokal hanya bisa mensuplai antara 300-350 ton/hari, adapun tambahan produksi harus diambil dari nelayan luar seperti nelayan morotai.

Namun ada wilayah lain yang luput dari perhatian, adalah Kabupaten Bulukumba yang berlokasi di ujung selatan pulau sulawesi, secara geografis juga tidak kalah potensial ketimbang Bitung karena berlokasi di laut flores yang juga merupakan salah satu alur migrasi tuna. Selain alur migrasi letak geografisnya juga mendukung untuk menjadi Hub antara bagian barat dan bagian timur Indonesia, sayangnya tidak ada pelabuhan perikanan yang memadai untuk wilayah Kabupaten Bulukumba. Inilah juga yang mendasari Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf sangat getol untuk mewujudkan pelabuhan perikanan representatif di Bulukumba.



Menurut Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Bulukumba Yusli Sandi,S.Kel,M.Si, jika bicara produksi ikan ekonomis penting seperti TTC (Tuna,Tongkol,Cakalang), Bulukumba adalah rajanya di provinsi Sulawesi Selatan dimana pada tahun 2022 produksi ikan tuna sebesar 10.027,3 ton, cakalang 4.811,8 ton dan tongkol 5.144,8. Besaran produksi ini merupakan yang tertinggi di sulawesi selatan.

Dalam lawatannya melaksanakan pembinaan ke kelompok perikanan, penyuluh perikanan wilayah Kecamatan Bonto Tiro Bapak Amiruddin, menemukan bahwa KUB Ujung Tiro di Samboang Eka Tiro bisa menghasilkan ikan tuna dan cakalag 800 kg - 1 ton sekali melaut, durasi untuk satu trip melaut sekitar 1 minggu sehingga produksi untuk 1 (satu) unit kapal dalam sebulan sebesar 3,2 ton - 4 ton, jadi dengan dua unit armada yang mereka miliki maka produksinya sebesar 6 - 8 ton per bulan. KUB Ujung Tiro ini memiliki fasilitas yang cukup memadai, karena memiliki tempat handling ikan dan pendaratan ikan sendiri bahkan menjualnya langsung ke Makassar.       

Amiruddin menambahkan, bahwa meski KUB Ujung Tiro ini memiliki fasilitas yang baik namun masih banyak kendala yang dihadapi seperti sulitnya mendaratkan ikan pada saat surut sehingga untuk mendaratkan hasil tangkapan harus menunggu air pasang, ini tentu berdampak pada kualitas ikan yang semestinya lebih cepat untuk di handling di daratan dan dipacking untuk pengiriman. Akibat dari hal ini kualitas ikan menurun. Lambatnya proses dari penangkapan sampai ke pengiriman ini berdampak pada rendahnya harga ikan yang didapatkan, dimana ikan tuna tersebut hanya dihargai Rp.30.000/ Kg. 

Rendahnya harga ikan tuna ini dibenarkan oleh Kabid Perikanan Tangkap, menurutnya harga ikan tuna itu jangan disamaratakan seperti itu tapi dibagi berdasarkan grade sebagai berikut :

Grade A ukuran 100 - 170 cm dengan berat 30 - 70 Kg Rp. 150.000/Kg

Grade B ukuran 100 - 170 cm dengan berat 30 - 70 Kg Rp. 100.000/Kg

Grade C ukuran 100 - 170 cm dengan berat 30 - 70 Kg Rp.   75.000/Kg

* Harga diatas bisa berubah-ubah

Lebih lanjut Kabid Perikanan Tangkap menyampaikan, salah satu yang menyebabkan pengusaha menilai ikan nelayan dengan nilai yang rendah adalah nelayan belum memperhatikan aspek handling pasca penangkapan, nelayan hanya memperhatikan saat menangkap ikan namun setelah ikan ditangkap tidak ada lagi perlakuan, beberapa perlakuan biasanya ikan harus ditusuk dibagian kepala agar ikan mati dengan cepat dan insang ikan dikeluarkan agar ikan tidak cepat membusuk, begitu juga penyimpanan diatas kapal harus disimpan dengan suhu 0 derajat celcius atau minimal 4 derajat.

Untuk itu, menurut Amiruddin kedepan diperlukan penyediaan mini Cold Storage yang bisa menampung ikan minimal 2 ton dan akan digencarkan sosialisasi penanganan ikan diatas kapal.

No comments:

Post a Comment