Sunday, May 25, 2014

Kontribusi Sektor Kelautan dan Perikanan

Kontribusi Sektor Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bulukumba

Kab. Bulukumba merupakan salah satu daerah dengan karakter maritim yang kuat, terbukti dengan adanya Industri Kapal Phinisi yang sudah bertahan ratusan tahun dan masih bertahan hingga kini, begitupula secara Sosio-Demografi penduduk Kab. Bulukumba sangat menggantungkan hidupnya pada sumber daya Kelautan dan Perikanan, dan ini terbukti pertumbuhan ekonomi bidang Kelautan dan Perikanan di Kab. Bulukumba melampaui pertumbuhan ekonomi daerah secara umum, dimana pertumbuhan ekonomi bidang kelautan dan perikanan mencapai 9,42 % pada tahun 2012 sementara daerah hanya mencapai 8,97%, angka pertumbuhan ekonomi ini juga jauh melampaui angka pertumbuhan bidang Pertanian yang tumbuh hanya 5,83%. Selain itu kontribusi bidang kelautan dan perikanan terhadap PDRB kab. Bulukumba juga semakin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan fakta ini terlihat bahwa kedepan pengembangan potensi Kelautan dan perikanan  lebih potensial untuk dikembangkan dibanding dengan potensi daratan yang sudah terindikasi dengan adanya degradasi lingkungan akibat pemanfaatan berlebih, hal ini karena Mindset Pembangunan kita selama ini memang lebih banyak mengarah pada Pembangunan yang berbasis daratan.

Untuk itu, kunjungan bapak Menteri di Kab. Bulukumba sangat tepat mengingat Potensi Kelautan dan Perikanan sangat besar. Dengan panjang garis pantai 128 Km menempatkan Kab. Bulukumba sebagai salah satu Kabupaten dengan garis pantai terpanjang di Propinsi Sulawesi Selatan, begitupula produksi perikanan tangkap Tahun 2013 mencapai 33.716 ton juga menjadikan Kab. Bulukumba menjadi produser perikanan tangkap terbesar di Sulawesi Selatan. Nilai produksi Perikanan Tangkap pada Tahun 2013 mencapai Rp. 674.320.000.000 (Enam Ratus Tujuh Puluh Empat Milyar Tiga Ratus Dua Puluh Juta Rupiah). Jumlah tenaga kerja yang terserap secara langsung untuk Perikanan Tangkap ini mencapai 6.266 orang.

Selain potensi perikanan tangkap, Kab. Bulukumba juga cukup kaya dari segi perikanan Budidaya, dimana Luasan Tambak mencapai 3.576 Ha dengan potensi 4.000 Ha, Budidaya Laut 6.030 Ha dengan potensi pengembangan 9.000 Ha, Budidaya Air Tawar 124,4 Ha dengan potensi 1.020 Ha dan Budidaya Mina Padi baru terealisasi 127,5 Ha dengan lahan potensi 10.100 Ha. Keselurahan jenis budidaya ini pada Tahun 2013 memberi kontribusi produksi sebesar 17.715,2 Ton dengan Nilai produksi sebesar Rp.223.723.107.000 (Dua Ratus Dua Puluh Tiga Milyar Tujuh Ratus Dua Puluh Tiga Juta Seratus Tujuh Ribu Rupiah). Jumlah tenaga kerja pada budidaya perikanan ini sebesar 15.165 orang.

Selain Penangkapan Ikan dan Budidaya Perikanan, Sektor Kelautan dan Perikanan juga memproduksi produk olahan hasil perikanan sebesar 399 Ton pada Tahun 2013 dengan nilai produksi sebesar Rp.7.524.562.000 (Tujuh Milyar Lima Ratus Dua Puluh Empat Juta Lima Ratus Enam Puluh Dua Ribu Rupiah). Jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 200 orang.

Dari keseluruhan sub sektor pada Bidang Kelautan dan Perikanan diatas diperoleh nilai produksi sebesar Rp. 905.567.669.000 (Sembilan Ratus Lima Milyar Lima Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Enam Puluh Sembilan Ribu Rupiah). Dengan serapan tenaga kerja secara total sebesar 21.631 orang. Dari angka yang disebutkan diatas terlihat bahwa sumbangsih sektor kelautan dan perikanan sangat besar.


Selain dari capaian produksi, DKP Kab. Bulukumba berhasil melakukan pembinaan kepada para nelayan dan wirausahawan di Bidang Kelautan dan Perikanan, sehingga pada Tahun 2012 Nelayan kami mendapatkan penghargaan Adibakti Mina Bahari dengan predikat Juara I Tingkat nasional Kategori Nelayan Teladan dan pada Tahun 2013 kembali diperoleh penghargaan dengan kategori Wirausahaan Teladan dengan predikat Juara II Tingkat Nasional. Selain itu diperoleh juga penghargaan Kelompok Pelestari Lingkungan dengan Predikat Juara Harapan III Tk.Propinsi.

Rangkaian prestasi diatas tentunya berkat kerjasama antara pihak Pemerintah Kab. Bulukumba (DKP) dan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan RI (KKP), dimana pada Tahun 2011 KKP menetapkan Kab. Bulukumba sebagai satu – satunya Kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap di Propinsi Sulawesi Selatan. Keputusan sekaligus kepercayaan yang diberikan KKP ini tentunya sangat beralasan mengingat begitu tingginya potensi yang ada sebagaimana yang telah kami uraikan sebelumnya.
Sponsored By:
Kla Fashion Bulukumba
081 342 591 853


Meskipun fakta membuktikan bahwa sumbangsih sektor kelautan dan perikanan sangat besar, namun bukan berarti dalam upaya pembangunan dimaksud tidak mengalami kendala, dengan besaran objek pembangunan dan support dana rasanya masih jauh dari kata seimbang. Pada Tahun 2013 Jumlah anggaran DKP Kab. Bulukumba baru mencapai Rp.10.073.574.000 yang bersumber dari APBD 2013. Dan Anggaran Tugas Pembantuan sebesar Rp. 26.134.804.000 yang terdiri dari anggaran Pembangunan PPI Tahap III sebesar Rp. 23.922.370.000 dan Pembangunan Pabrik Es Rp. 2.212.434.000.

Secara matematis nilai anggaran yang diperoleh DKP Kab. Bulukumba sebenarnya cukup besar, namun jika dibandingkan dengan luasan objek yang menjadi kewenangan masih jauh dari kata cukup. Kewenangan pembangunan Bidang Kelautan dan Perikanan sangatlah luas, mulai dari Wilayah Daratan yang berupa pengembangan Budidaya Air Tawar sampai kewilayah lautan yang berupa Budidaya Laut, Peringkanan Tangkap dan Jasa-jasa kelautan non konsumsi lainnya.


Keterbatasan penganggaran ini berimplikasi pada kondisi Infrastruktur wilayah pesisir dan laut Kab. Bulukumba yang masih belum memadai, dimana Infrastruktur seperti Pelabuhan Perikanan, Sarana Pengawasan Sumber Daya dan Pelindung Pantai masih sangat minim. Untuk infrastruktur yang berupa pelabuhan perikanan sampai saat ini Kab. Bulukumba baru memiliki 1 unit PPI yaitu PPI Kajang yang ditetapkan oleh KKP sebagai zona inti Minapolitan dan satu lagi lainnya PPI Bonto Bahari masih dalam tahap konstruksi (belum operasional) dan diharapkan nantinya akan menjadi PPI penunjang untuk pengembangan kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap.

Berdasarkan estimasi kami, Pembangunan PPI Bonto Bahari untuk sampai pada tahapan 100 % layak operasional masih dibutuhkan anggaran sebesar Rp. 10.000.000.000 untuk pembangunan lanjutan breakwater sepanjang 500 meter dan penyediaan sarana dan prasarana PPI lainnya. Pembangunan breakwater ini sangatlah penting, mengingat posisi PPI yang berbatasan langsung dengan Laut Flores yang terkenal dengan keganasan ombaknya,sehingga untuk memastikan kenyamanan dan keamanan kapal yang berlabuh di PPI ini masih membutuhkan breakwater yang mengelilingi kolam labuh.

Kendala lain yang masih kerap kali dijumpai pada Bidang Kelautan dan Perikanan di Kab. Bulukumba dapat kami paparkan sbb :

1.     Komposisi armada penangkapan ikan masih di dominasi oleh armada penangkapan skala kecil, sehingga nelayan terkonsentrasi pada area penangkapan 4 Mil, padahal potensi perikanan tangkap yang besar sesungguhnya berada pada laut diatas 12 Mil.
2.     Aktivitas pengawasan yang ada masih sangat terbatas yaitu kami baru memiliki 1 unit kapal pengawas dengan panjang garis pantai yang harus diawasi 128 KM.
3.     Belum maksimalnya pengelolaan budidaya perikanan akibat minimnya sarana dan prasarana produksi.
4.     Kondisi sumber daya kelautan dan perikanan sudah mengarah ke degradasi sebagai akibat adanya exploitasi yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah ekologi.
5.     Kondisi PPI kajang sebagai Zona Inti Minapolitan belum maksimal karena terjadi pendangkalan di kolam labuh dan dermaga tenggelam pada saat pasang tertinggi.
6.     Akses nelayan dan pembudidaya terhadap permodalan masih minim, begitupula akses pasar.
7.     Terjadinya abrasi di hampir seluruh bagian pantai Kab. Bulukumba.
8.     Belum adanya Kawasan Konservasi Laut.

Harapan kami terhadap pelaksanaan event ini semoga dapat memediasi berbagai kendala yang telah kami paparkan sebelumnya dan dapat menjadi trigger (pemicu) dalam rangka mengakselerasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan di Kab. Bulukumba khususnya dan tentunya Indonesia secara umum.

Written By:
Yusli Sandi,S.Kel,M.Si
Kasubag Program
Dinas Kelautan dan Perikanan
Kab. Bulukumba

No comments:

Post a Comment