Monday, August 15, 2022

MENAKAR KESIAPAN DAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN BULAN CINTA LAUT


Bulan Cinta Laut merupakan rencana terobosan program yang diluncurkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, program ini bertujuan baik karena memberi kesempatan kepada Laut untuk “pulih” setelah di ekstrakasi selama 11 (sebelas) bulan lamanya setiap tahun. Dengan adanya  1 (satu) bulan yang disiapkan agar nelayan tidak lagi menangkap ikan pada bulan itu berarti memungkinkan populasi biota laut bertambah dan dapat dimanfaatkan kembali di bulan lainnya. Penghasilan nelayan yang tertunda akibat pelarangan menangkap ikan selama 1 bulan akan dikonversikan menjadi pemungutan sampah di laut. Sampah yang dipungut nelayan tersebut akan dibayar oleh KKP dengan harga ikan/Kg terendah pada daerah itu. Dengan skema ini maka nelayan tetap berpenghasilan selama Bulan Cinta Laut sementara ekosistem lautan mendapat waktu untuk memperbaiki sistem ekologi yang berlaku pada ekosistem laut dan pesisir.

 

Sponsored By: KLA BIOTIK

Program ini terkesan sangat baik karena menggabungkan antara kepentingan ekologi dan ekonomi, namun ada beberapa yang perlu diperhatikan mengenai kesiapan pelaksanaannya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sbb:

1    Prakiraan volume sampah di lautan 

Prakiraan volume sampah ini sangat penting karena akan berhubungan dengan biaya pembayaran sampah yang berhasil di pungut oleh nelayan, Budget yang disiapkan harus mencukupi dengan jumlah sampah yang dipungut, harus dihindari adanya gagal bayar terhadap nelayan yang berhasil memungut sampah, karena gagal bayar ini akan menyebabkan trust nelayan kepada KKP menurun dan tidak akan mengikuti lagi program KKP ini.

2.     Pengawasan Aktivitas Mengambil Sampah 

Tujuan dari Bulan Cinta Laut ini adalah untuk mengurangi atau menghilangkan sampah di laut, dengan adanya program ini maka nelayan yang bersedia mengambil sampah di laut akan mendapatkan benefit berupa penggantian dengan uang. Namun ini perlu diawasi jangan sampai nelayan mengambil sampah di daratan kemudian mengklaim bahwa sampah tersebut diambilnya dari lautan, jika seperti ini maka sampah di lautan tidak akan berkurang. Bagaimanapun mengambil sampah di daratan akan jauh lebih mudah dibanding mengambil sampah di lautan.

3.    Fasilitas Pengelolaan Sampah 

      Sampah yang berhasil dipungut oleh nelayan juga harus dipikirkan, sampah tersebut harus segera diolah sesuai standar pengolahan sampah, harus ada pemisahan antara sampah organik dan non organik agar mudah dalam pengelolaannya, jika diperlukan harus ada aktivitas reuse dan recycle yang diisiasi sendiri oleh KKP. Hal lain yang perlu dihindari adalah sampah ini tidak boleh menjadi beban baru bagi TPA-TPA yang dimana-mana di seluruh wilayah Indonesia mengalami overload dalam pembuangan sampah.

4.    Legalitas Bulan Cinta Laut

    Untuk menjamin keberhasilan program BCL ini, sangat diperlukan adanya regulasi karena pada saat pelaksanaan BCL nelayan tidak diperbolehkan untuk menangkap ikan namun “Menangkap Sampah di Laut” , dengan adanya anjuran/pelarangan untuk menunda menangkap ikan di laut berarti hal ini membutuhkan regulasi dalam bentuk permen atau sejenis produk hukum lainnya, sehingga apabila ada nelayan yang tetap menangkap ikan dapat diterapkan sanksi.

 

Selain dari ke 4 (empat) poin diatas, juga perlu diperhatikan mengenai efektivitas program ini dalam mengurangi sampah di laut. Persoalan banyaknya sampah di laut sebenarnya dimulai dari kebiasaan kita membuang sampah sembarangan baik itu sampah yang dibuang di daratan maupun sampah yang dibuang di kapal-kapal, namun sumber sampah yang paling banyak adalah sampah dari daratan sehingga tidak kalah pentingnya untuk dipikirkan bagaimana mencegah sampah itu masuk ke laut. Selain dari kampanye tertib buang sampah pada tempatnya sudah perlu didorong oleh KKP untuk membuat semacam jebakan sampah di muara-muara sungai atau kanal-kanal, karena sampah daratan yang sampai kelaut lebih banyak melalui jalur ini. Sampah harus semaksimal mungkin dicegah masuk ke laut dengan berbagai upaya. JIka upaya pencegahan ini berhasil maka program BCL di masa mendatang tidak diperlukan lagi.

 

No comments:

Post a Comment