Tuesday, September 6, 2022

SEMPAT JUAL MOTOR, KINI PRODUKNYA TEMBUS RITEL MODERN & PASAR INTERNASIONAL

 

Galery Jutsuka
Galery Jutsuka

Terlahir di Bulukumba 9 Juli 1983, penyuluh bantu perikanan sekaligus pengusaha muda perikanan termasuk salah satu pengusaha perikanan yang sempat mengalami jatuh bangun sebelum akhirnya menoreh kesuksesan. Sekitar 3 (tiga) tahun Rizki membangun usahanya ini, awalnya banyak kendala yang dihadapi mulai dari ilmu pengolahan ikan yang belum mencukupi, modal dan teknik pemasaran yang masih gagap terhadap digitalisasi zaman. Dan akhirnya Rizki kini mampu menembus pasar ritel modern baik lokal maupun ritel nasional dengan 2 (dua) jenis produk olahan ikan yaitu JUTSUKA (Ikan Kering) dan KUSUKA (Ikan Asin).

 

Ide Membuat Produk Justuka dan Kusuka

 

Awalnya, Rizki terkesan setelah berkunjung ke salah satu swalayan ritel (Alfamidi) di Kecamatan Bontobahari, secara tidak sengaja melihat ada produk ikan kering yang diproduksi oleh kelompok di kabupaten lain. Merasa malu karena Bulukumba ini juga tidak kalah dengan potensi perikanan yang ada kenapa tidak bisa hadir diswalayan ritel sekelas Alfamidi itu. Pada hari yang sama langsung menemui salah satu kelompok nelayan binaan menyampaikan perihal tersebut dan menyatakan siap untuk bekerjasama terkait suplai bahan bakunya.

 

Setelah lama berdiskusi maka lahirlah nama JUTSUKA yang merupakan singkatan dari Juku kaloToro Kusuka dan jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti “saya suka ikan kering”. Kusuka sendiri diambil dari salah satu program KKP yaitu Kartu Pelaku Usaha Perikanan sebagai salah satu identitas untuk para pelaku usaha kelautan dan perikanan baik itu yang berprofesi sebagai nelayan, pembudidaya, pemasar dan pengolah hasil perikanan.

 

Ikan kering memang olahan ikan yang sangat sederhana dan tradisionil, namun saat mencoba ternyata beberapa kali gagal karena salah dalam hal penanganan. Ikan yang diolah banyak terbuang karena tidak layak konsumsi sehingga kadang akhirnya menjadi pakan ternak atau pakan ikan lele saja. Tentunya proses yang gagal ini yang membuat penasaran hingga menemukan komposisi yang tepat dalam memproduksi. Produksi yang ketiga kali JUTSUKA yang dianggap sudah layak dipasarkan adalah dari jenis ikan Kakatua yang dipesan oleh salah seorang mahasiswa di Jogja yang terkena dampak Lockdown saat Pandemi covid, kemudian produksi selanjutnya disalurkan saat kegiatan Dinas Perikanan berbagi saat salah satu desa di Kecamatan Kindang dinyatakan status terisolir.

 

Lebih lanjut Rizki bercerita bahwa salah satu yang Unik dari JUTSUKA ini jauh dari pesisir pantai, yang jika ditarik jarak dari pesisir pantai terdekat sekitar 12 Km. Tepatnya beralamat di Desa Balleanging Kec. Ujung Loe yang berada ditengah-tengah komoditas pertanian (Karet, Cokelat, jagung, Kelapa dll).

 





Modal Pertama Membangun JUTSUKA

 

Awalnya modal membangun bisnis JUTSUKA hanya sebesar lima juta rupiah, modal ini adalah hasil menabung yang dikumpul setiap bulannya, modal 5 juta tersebut digunakan untuk membeli peralatan seperti : Ikan 50 Kg, Frezer kecil 1 buah , Gabus Sterefoam 3 buah, Penjemuran ikan (para-para dari bambu), Garam kasar 1 karung. Adapun total asset sekarang sudah berkembang menjadi sekitar 40 Juta rupiah yang terdiri dari : Peralatan produksi dan bangunan pengolahan.

 

Kendala yang Didahadapi

 

Rizki kembali menuturkan, bahwa tentunya banyak sekali kendala yang dihadapi dalam membangun bisnis ini, tapi Alhamdulillah dalam setiap proses bisa diselesaikan, beberapa kali gagal dalam proses produksi, akses pemasaran yang masih juga jadi momok karena produk yang dihasilkan awalnya tidak laku. Menurutnya, dia juga bahkan pernah menjual motor untuk membeli freezer.

 

Metode Pemasaran yang Dijalankan

 

Tentu produk JUTSUKA dan KUSUKA besutan Rizki ini tidak langsung laris dipasaran, awalnya hanya dipasarkan di pasar-pasar tradisional kemudian dilakukan juga kerjasama dengan kelompok binaan bidang pemasaran perikanan, langkah selanjutnya dia kemudian menitip barangnya di toko-toko kelontong sambil memasarkan melalui media social (facebook, Wa, Instagram) dan Market Place (shoope, Tokopedia, Blibli, Lazada, Padi-UMKM). Setelah menggunakan berbagai media pemasaran tersebut akhirnya dicoba memasarkan ke Ritel Modern, awalnya sulit menembus ceruk pasar ini namun setelah memenuhi persyaratan yang begitu ketat akhirnya produk JUTSUKA dan KUSUKA sekarang sudah bisa dipasarkan di Ritel Modern (Gelael Makassar & Jayapura, Swalayan Berkah Jl. Boulevard Makassar). Selain Gelael dan Swalayan Berkah pihak Alfamidi Bulukumba juga sudah mengkonfirmasi untuk menjual produk JUTSUKA, tentu info ini semakin membuat Rizki untuk semakin membesarkan usahanya ini. Selain penjualan di ritel modern langkah yang dilakukan sekarang untuk semakin memperbesar pemasaran adalah dengan membuat Galery yang bisa menampung beberapa produk UMKM hasil perikanan maupun hasil pertanian yang dipromosikan secara bersamaan, ini juga sekaligus sebagai upaya memberdayarkan UMKM lain agar bisa mengikuti jejak JUTSUKA,

 

Omzet Jutsuka Saat ini

 

Mengingat peralatan JUTSUKA saat ini masih terbatas maka produksi dalam sebulan hanya sampai 4 kali saja, karena metode penjemuran menggunakan matahari langsung yang estimasinya kering dalam 2-3 hari jika cuaca panas, dan selanjutnya sortir untuk pengemasan, kapasitas penjemuran saat ini adalah untuk menjemur ikan basah sekitar 50 Kg dengan hasil ikan kering sekitar 33 Kg. Adapun omzet sekarang baru mencapai sekitar 22 juta rupiah/bulan dengan asumsi laba 30%. Omzet. Omzet ini akan bertambah karena kapasitas produksi akan segera ditingkatkan karena peluang pasar masih cukup luas dan belum termasuk untuk pasokan produksi Alfamidi,’ tutur rizki.

 

Jangkauan Pemasaran Saat ini

 

Menurut Rizki, tidak hanya ritel modern yang berhasil dijangkaunya, ikan kering JUTSUKA sudah dijual di pasar lokal dan luar pulau Sulawesi, bahkan terkhusus untuk produk KUSUKA (Ikan Kannasa) sudah dijual ke Kalimantan dan Malaysia. Penjualan ke Malaysia ini melalui mandor-mandor TKI.

 

Jenis – jenis Produk

 

Adapun jenis produk saat ini adalah :

 

Ø  Ikan kering (JUTSUKA)

Ø  Ikan Kannasa/Jajja (KASUKA)

Ø  Bakso Ikan Tenggiri (BIJUTSU)

Ø  Ikan Asap salah satu produksi anggota kelompok

Ø  Abon ikan tuna (Kemas Ulang)

Ø  Kedepannya akan dibuat lebih banyak untuk hasil perikanan lainnya seperti nugget, cumi kering, ikan teri dll. (setelah dapat ilmunya secara bertahap)

Jenis – jenis perizinan yang telah diperoleh

 

Untuk menjamin legalitas dan kualitas produk, usaha Rizki ini sudah mendapatkan beberapa perizinan yang menjadi syarat wajib penjualan ritel modern seperti:

 

Ø  NIB berbasis resiko (OSS)

Ø  Anggota kelompok terdaftar dalam program BPJS Ketenagakerjaan

Ø  PIRT

Ø  Sertifikat Halal

Ø  Sertifikat Penyelia Halal

Ø  Sertifikat kepemilikan BARCODE produk dari International Barcode Network

Ø  HAKI-Merek (Progress pendaftaran dan verifikasi berkas) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI

Ø  SKP (sertifikat Kelayakan Pengolahan) yang telah menerapkan Cara Pengolahan Ikan yang Baik / GMP (Good Manufacturing Practices)--- progress pendaftaran secara online menunggu rekomendasi penerbitan dari DKP Prov. Sulsel

 

Langkah – langkah pengembangan ke Depan

 

Meski usaha Rizki ini sudah tergolong sukses, namun Rizki masih belum puas dengan capaiannya ini, dia bercita – cita agar semua UMKM Perikanan yang menjadi binaannya dapat juga mengikuti langkahnya, adapun langka-langkah Rizki dia tuturkan sebagai berikut:

 

Ø  Rencana kedepannya tentu untuk melakukan ekspansi yang melibatkan pelaku usaha Kelautan Perikanan lainnya agar tetap bisa melakukan pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan dengan memberikan keterampilan.

Ø  Galery yang terpusat dan strategis untuk menampung produk olahan perikanan sehingga bisa memfasilitasi akses pemasaran bagi pelaku usaha lainnya.

Ø  Bermitra dengan pihak peritel sebagai supliyer ikan kering

Sponsored By: KLA BIOTIK

 

Harapan ke Pemerintah

 

Lebih lanjut, Rizki dalam wawancaranya menitip harapan ke Pemerintah, dia menitipkan beberapa poin sebagai berikut :

 

Ø Untuk pelaku usaha olahan perikanan tentunya agar lebih focus diperhatikan karena sektor olahan perikanan salah satu UMKM yang bisa mendongkrak pemulihan ekonomi daerah. Dukungan dari pemerintah ini berupa akses informasi pasar, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan strategi pengembangan penting lainnya yang pro ke sektor UMKM

Ø  Khusus untuk JUTSUKA agar bisa dibantu perbaikan sarana produksi/ UPI yang lebih standar, Bantuan peralatan seperti mesin vacuum, dan peralatan pendukung produksi lainnya.

 

Harapan ke Masyarakat

 

Selain harapan ke Pemerintah Rizki juga menaruh harapan banyak ke masyarakat nelayan, pembudidaya dan pengolah agar bisa lebih kompak, produktif dan mau menerima inovasi untuk bisa lebih berkembang lagi. Ada banyak sekali pelaku olahan perikanan lainnya yang bisa dimajukan hanya saja mungkin terkendala akses informasi untuk dapat legalitas. Bahkan Rizki menekankan kembali kepada nelayan bahwa keraguan mereka dulu sudah terjawab bahwa ikan kering Ta bisa Tonji masuk di ritel, bagus tommi kalo dibuat oleh-oleh karena tidak baumi kalo dibawa-bawa.

 

Peranan Pemerintah

 

Rizki pun menyadari bahwa keberhasilan ini tidak diraih secara sendiri, namun mendapatkan bantuan dari berbagai pihak diantaranya :

 

1.  Dinas Perikanan Kab. Bulukumba untuk semua akses yang diberikan untuk bisa lebih berkembang.

2. Dinas Perindustrian dan perdagangan Kab. Bulukumba untuk pendampingan bidang UMKM

3.    Dinas Perindustrian Provinsi untuk fasilitas sertifikat Halal Gratis

4. Sahabat nelayan dan masyarakat pesisir yang sudah banyak berkontribusi.

 

Akhirnya Rizki menutup wawancaranya dengan pesan bahwa JUTSUKA belum bisa dikatakan layak karena masih jauh dari standar keberhasilan namun paling tidak bisa memberikan inspirasi ke kelompok binaan dan masyarakat pada umumnya. Sehingga tetap membutuhkan saran dan masukan untuk perbaikan kedepannya.


No comments:

Post a Comment