Monday, September 19, 2022

BAKAR IKAN MASSAL MENJALIN KEBERSAMAAN

 


Bira (17/9). Tetiba wewangian asap mengepul dan berpendar ke segala penjuru mengisi cakrawala bira yang lagi berbinar. Wewangian ini sepanjang kurang lebih 100 meter di Titik Nol Pantai Bira disebabkan aksi bakar ikan massal yang dilakukan oleh Dinas Perikanan Bulukumba. Aksi bakar ikan ini memicu suasana kehangatan, bukan hanya kehangatan akibat dari pancaran bara api pembakaran tapi kehangatan hubungan sosial warga Bulukumba yang sebenarnya kebanyakan tidak saling kenal namun berbaur dalam kegembiraan pesta makan ikan yang diselenggarakan secara gratis ini.

 

Kisah ini tentu bukan  kisah para nabi, para wali, para alim atau kisah para pilantropi tersohor, namun ini hanya cerita kesederhanaan, dimana ratusan orang bergabung dalam gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN). Ikan dan makanan lainnya dibagi dengan teratur tanpa harus repot berfikir harganya, para tetamu juga dibebaskan untuk mengambil ikan yang sudah dibakar pun bisa juga membakar sendiri. Setelah membakar para tamu mengambil tempat masing-masing di ruang terbuka dan tidak diatur sekat antara tempat makan para pejabat maupun para jelata.

 



Pesta makan ikan oleh rakyat ini terselenggara atas budi dari nelayan sukarelawan, yang menandai rasa syukurnya dalam mengekstraksi sumberdaya selama setahun. Ikan-ikan ini terkumpul tanpa beban APBD murni dorongan berbagi dan kesuka citaan yang berbaur dengan suka cita penutupan Festival Pinisi ke 12.

Dalam kesibukannya membakar ikan, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Ikan Fachry Amal,S.Pi sekaligus koordinator lapangan sesekali “berteriak” ke para pengunjung untuk mengambil ikan sepuasnya sambil menitip pesan agar banyak makan ikan, banyak makan ikan lebih sehat dan pintar ujarnya. Sementara Dani Susanto,S.Pi selaku Koordinator Tata Acara mengajak ke seluruh pengunjung untuk makan sepuasnya, “ Makanki – makanki” – begitu suara mas dani sapaan akrab dari Pak Kabid ini.

 

Sponsored By: KLA BIOTIK

Tidak kalah hangatnya Kadis Perikanan Bulukumba juga mengajak kepada seluruh masyarakat yang sempat hadir untuk segera mengambil sendiri ikan-ikan yang sudah matang di pembakaran bahkan beliau mengajak langsung para warga untuk makan bareng-bareng di lokasi taman titik nol. Suasana bakar ikan yang begitu akrab ini langsung mendapat apresiasi dari Kabag Hukum Bulukumba, Andi Apriadi. Menurutnya baru kali ini dia mendapatkan acara yang penuh keakraban seperti ini, dimana orang – orang makan dengan cara “massulengka” sambil bercengkerama secara bebas. Apalagi yang melakukan pelayanan terhadap warga ini adalah para pejabat. Pelayanan para pejabat ke warga ini sungguh patut diapresiasi karena mereka hakikatnya bukan pejabat politik yang tidak memerlukan pencitraan.

 

Menurut Dani Susanto. S.Pi,  volume ikan yang dibakar pada malam itu berkisar 750 Kg, dengan asumsi 1 (satu) cold box seberat 50 Kg karena ikan yang tersedia sebanyak 15 Box. Dengan jumlah ikan sebanyak ini diharapkan makan ikan akan menjadi kebiasaan. Benar bahwa orang Sulawesi suka maka ikan namun proporsi makan mereka lebih banyak makan nasi ketimbang ikan, sehingga suplai karbohidratlah yang lebih banyak ketimbang protein, mungkin ini juga yang membuat kita sekarang lebih suka memakai emosi (perasaan) ketimbang logika berfikir ketika menghadapi masalah, tutur Yusli Sandi kepala bidang perikanan tangkap yang juga turut hadir pada acara itu.

 

 

No comments:

Post a Comment