Tuesday, January 30, 2024

BUKAN HANYA PASIR PUTIH, BIRA PUNYA HARTA KARUN LAINNYA

 


Pantai bira sudah lama dikenal dengan pasir putihnya, pasir putih Bira ini banyak mempesona para wisatawan baik lokal maupun mancanegara, namun ternyata pesona Bira bukan hanya sampai disitu, Bira memiliki harta karun tersembunyi yang luar biasa dan belum terekspose ke dunia luar. Harta karun tersebut berupa keanekaragaman hayati dan biomassa perikanan serta spesies kharismatik. Untuk mengetahui detail kekayaan tersebut simak penjelasan Bapak Pascal Sebasstian dari Yayasan Indo Ocean seorang peneliti sekaligus pemerhati kelautan.

Berdasarkan penelitiannya selama setahun dipantai Bira dan sekitarnya dia mendapatkan bahwa biomassa sekitar Bira jauh lebih tinggi dibanding dengan tempat wisata lainnya di Indonesia, sebut saja Nusa Penida Bali daerah wisata ini terkenal dengan spot dive mola-mola, namun siapa sangka ternyata perairan Bira yaitu tepatnya di Pulau Kambing juga memiliki spot dive mola-mola. Spot ini bahkan lebih menjanjikan dibanding spot yang ada di nusa penida tutur Pascal.

Dalam pengamatannya pascal membagi 3 (tiga) area pengamatan yaitu Bira Daratan, Kambing dan Liukang Loe. Di bira daratan dia menemukan perairan pantai landai berpasir, dipengaruhi ombak, tutupan karang rendah hingga sedang pada kedalaman 5 – 30 m dan arus rata-rata berkecepatan rendah. Sementara di liukang loe lereng landai dengan tutupan karang tinggi dan arus berkecepatan rendah hingga sedang, sementara itu di pulau kambing lereng terjal dilanjutkan dengan wall, tutupan karang tinggi dan terpengaruh oleh arus laut lepas.

Biomassa dan biodiversitas ikan untuk jenis snapper, kerapu (grouper), Emperor paling banyak ditemukan di Pulau Kambing diikuti oleh Pulau Liukang loe sementara untuk Bira daratan ikan-ikan tersebut jarang didapatkan. Namun untuk jenis ikan Kakatua (Parrotfish) justru lebih banyak ditemukan di perairan Bira daratan, hal ini disebakan karena substrat di bira daratan banyak ditumbuhi Alga sebagaimana diketahui parrotfish ini gemar makan alga. Untuk jenis ikan Baracuda sangat sering dijumpai di Pulau Kambing dan sedikit di liukang loe sementara untuk Bira daratan tidak dijumpai. Bahkan bukan hanya ikan-ikan demersal, di pulau kambing dijumpai juga banyak ikan tuna, tongkol dan Kuwe.

Selain ikan ekonomis penting juga ditemukan ikan langka seperti Napoleon, anehnya napolen ini justru banyak ditemukan diperairan Bira daratan bagian timur dan pulau kambing sementara di pulau liukang loe sudah jarang ditemui. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya tekanan penangkapan ikan dari penduduk liuang loe. Spesies langka dan dilindungi selanjutnya adalah penyu, ada 3 (tiga) jenis penyu yang didapatkan yaitu green sea turtle, hawksbill sea turtle dan loggerhead sea turtle, namun yang paling dominan adalah green turtle (penyu hijau). Penyu ini juga banyak ditemui di Bira bagian barat, bira bagian timur dan liukang loe sementara di pulau kambing jarang ditemukan mengingat pantai pulau kambing merupakan pantai berbatu.

Spesies dilindungi lannya adalah ikan hiu, Ikan hiu ini sangat sering dijumpai di Pulau Kambing, sementara di pulai liukang loe juga ditemua di bagian timur pulau, spot tersebut kemudian diberi nama Shark point.

Selain dari spesies ekonomi penting dan langka di kawasan ini juga ditemukan spesies kharismatik, yang dimaksud spesies kharismatik adalah spesies yang memikat para wisatawan, salah satu spesies kharimatik tersebut adalah Ikan Mola-Mola. Ternyata bukan hanya di nusa penida, di perairan pulau kambing ikan mola-mola juga rutin muncul pada musim tertentu. Adapun waktu munculnya ikan mola-mola ini adalah pada bulan juni dan september setiap tahun. Kemunculan pada bulan tersebut kemungkinan disebabkan karena adanya pengaruh arus dingin dari Australia karena ikan ini menyukai perairan dengan suhu rendah.

Namun demikian, meski potensi biomassa perairan ini sangat tinggi, namun ternyata perairan ini juga tidak lepas dari berbagai ancaman seperti Bottom Drift Net (Ghost Fishing) yang menjerat penyu dan ikan-ikan secara tidak sengaja. Selain itu ancaman pemboman dan pembiusan masih massive. Masalah lainnya adalah sampah di pinggir pantai serta Coral Bleaching. Semua persoalan tersebut memerlukan perhatian serius dari semua stakeholders.



Dalam acara presentasi tersebut, Yusli Sandi Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Bulukumba menanggapi bahwa Kawasan bira-pulau kambing dan pulau liukang loe ini sudah sering masuk dalam perencanaan Dinas Perikanan Kabupaten Bulukumba. Pada Tahun 2009 dan 2014 Dinas Perikanan Bulukumba mengirim surat ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sul Sel dan KKP untuk menetapkan kawasan tersebut sebagai kawasan konservasi laut daerah, namun tidak sempat terealisasi karena adanya pengalihan kewenangan kelautan. Bahkan kami telah memberi nama Kawasan tersebut sebagai Kawasan “Bira Triangle” mengikuti nama Coral triangle yang terkenal di dunia. Nama Bira Triangle ini diambil karena keanekaragaman hayati di Kawasan ini sudah lama teridentifikasi. Untuk itu penetapan Kawasan Bira ini sebagai Kawasan konservasi dan pemanfaatan untuk tujuan akademis dan wisata harus segera di eksekusi.



No comments:

Post a Comment