Monday, January 15, 2024

IKAN TUNA NYANTAI KAYAK DI PANTAI

 


Tuna sirip kuning dikenal sangat bermigrasi, dengan individu yang melakukan migrasi panjang setiap tahunnya. Migrasi ini kemungkinan besar berhubungan dengan perilaku pemijahan dan kebutuhan makanan mereka. Spesies ini berkembang biak melalui pemijahan yang tersebar, di mana beberapa betina dan beberapa jantan melepaskan jutaan telur dan sperma ke kolom air pada saat yang bersamaan. Cara ini meningkatkan kemungkinan telur dibuahi dan mengurangi kemungkinan dimakan oleh predator telur. Meskipun hampir semua ikan berdarah dingin, tuna sirip kuning memiliki struktur pembuluh darah khusus – yang disebut penukar arus balik (countercurrent exchanger) – yang memungkinkan mereka mempertahankan suhu tubuh lebih tinggi dibandingkan suhu air di sekitarnya. Adaptasi ini memberi mereka keuntungan besar saat berburu di perairan dingin, karena memungkinkan mereka bergerak lebih cepat dan cerdas. Tuna sirip kuning adalah salah satu perenang tercepat di lautan. Seperti beberapa spesies hiu, tuna sirip kuning harus terus berenang. Untuk mendapatkan oksigen dari air, ikan melewatkan air melalui insangnya. Tuna tidak mampu melakukannya saat berhenti, jadi mereka harus terus berenang ke depan dengan mulut terbuka agar darahnya tetap teroksigenasi.

Tuna sirip kuning adalah ikan konsumsi yang sangat berharga dan banyak ditangkap di seluruh wilayah jelajahnya. Secara umum, para ilmuwan yakin bahwa perikanan ini dikelola dengan cukup baik, dan spesies ini tidak dianggap ditangkap secara berlebihan. Namun, ada beberapa populasi yang ditangkap lebih banyak dibandingkan populasi lainnya, dan penting untuk terus memantau aktivitas ini untuk mencegah tingkat penangkapan ikan yang dapat mengancam spesies ikonik dan kuat ini. 

Dengan karakter seperti ini maka jarang didapatkan ikan tuna sirip kuning berenang di pinggir pantai karena lingkungan di pinggir pantai tidak mendukung ikan tuna untuk melakukan aktivitas renang yang terkenal cepat. Namun demikian, terkadang ikan tuna juga mendekat ke pantai untuk mencari ikan – ikan kecil (makanan). Seperti kita ketahui bersama bahwa ikan tuna ini sifatnya memburu mangsa berupa ikan-ikan kecil yang biasanya berenang bergerombol diperairan yang kaya nutrient. Salah satu perairan yang kaya nutrient adalah wilayah terumbu karang. Wilayah terumbu karang yang masih sehat menyediakan begitu banyak biota yang bisa dimangsa oleh para predator salah satunya adalah ikan tuna, sehingga tidak heran dalam beberapa kejadian ikan tuna ini kelihatan mendekati pantai.

Menanggapi video diatas Yusli Sandi,S.Ke,M.Si (Kepala Bidang Perikanan Tangkap) menyatakan bahwa kejadian di video tersebut merupakan pelajaran bahwa menangkap ikan tuna sirip kuning sebenarnya tidak perlu selalu ke perairan samudera, cukup sediakan makanan yang cukup di daerah perairan pantai maka ikan tuna akan mendekat. Dengan mendekatnya ikan tuna di perairan pantai maka nelayan kecil juga bisa turut menikmati manfaat ekonomis dari populasi ikan ini tanpa perlu harus mengeluarkan modal yang lebih banyak seperti pembelian BBM.

Lebih lanjut Yusli menjelaskan bahwa itulah kenapa Dinas Perikanan Bulukumba tetap konsisten untuk meneruskan program 1.000 rumpon meskipun dalam pelaksanaannya terdapat banyak kendala. Karena kami menyadari bahwa kendala yang kami hadapi tidak adalah artinya jika dibandingkan dengan besarnya manfaat yang akan diterima oleh masyarakat. Program rumpon kita dari tahun ke tahun semakin disempurnakan dan tahun ketiga ini kami telah memperkenalkan 3 (tiga) model rumpon yaitu :

1.      Rumpon Dasar

2.      Rumpon Layang (Pohon Laut)

3.      Rumpon Permukaan

Ketiga jenis konsep rumpon tersebut merupakan upaya kolaborasi untuk meningkatkan kesehatan ekosistem perairan pesisir di dasar laut, kolom perairan dan permukaan perairan yang kesemuanya bertujuan untuk menjadi ekosistem alami ikan sebagai tempat berlindung dan memijah.

 

 

No comments:

Post a Comment