Monday, January 29, 2024

Silatuhrahmi Sponsored By Nelayan


Nelayan, pembudidaya dan pengolah hasil perikanan merupakan stakeholders utama dalam sektor perikanan, profesi tersebut adalah roh dari segala profesi karena melalui tangan mereka kebutuhan protein, industri farmaka dan kecantikan bisa terpenuhi. Namun ironisnya profesi ini justru terkesan gamang bercenkrama dengan pemerintahnya, padahal kolaborasi pemerintah dan masyarakat perikanan perlu dijaga.

Namun cerita kegamangan itu tidak terjadi pada nelayan dan pembudidaya dari Kecamatan Bontobahari, pada hari selasa 30 januari 2024 mereka dengan “Gagahnya” mengundang aparat pemerintah baik dari Dinas Perikanan Kab, Cabang Dinas Kelautan (CDK) Sul Sel dan pemerintah kelurahan untuk berbaur dalam satu jalinan silaturahmi atas adanya keterhubungan profesi serta sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan rezki yang diberikan oleh Allah SWT.

Acara silaturahmi ini berlangsung hangat dan meriah disertai dengan diskusi menarik terkait polemik dan potensi pengembangan perikanan kedepan.


Menurut Kusnadi Kamal Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bulukumba, bahwa beliau sangat berterima kasih atas hajatan yang di inisiasi dan dilaksanakan oleh nelayan dan pembudidaya ini, acara ini sangat baik untuk menambah kedekatan antara nelayan dan aparat dari dinas perikanan. Tali silatruahmi antara nelayan dengan dinas memang perlu dijaga karena Dinas Perikanan mempunyai tugas untuk menjamin dan memfasilitasi agar usaha sektor perikanan tertap berkesinambungan. Lebih lanjut kusnadi menyampaikan bahwa memang banyak bantuan dari dinas perikanan yang juga dapat diakses oleh nelayan untuk itu tentunya komunikasi harus tetap terjaga.

Selain itu kepala CDK mengatakan bahwa fungsi cabang dinas perikanan sebenarnya lebih banyak kepada pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan, bentuk pengawasan ini sebagai upaya untuk menjamin keberlanjutan sumberdaya. Namun disamping pengawasan tersebut CDK juga biasanya diberi mandat lain seperti penyediaan rumah ikan yang nanti rencananya akan menjadi keluraha sapolohe menjadi lokus kegiatan.


Pada kesempatan ini nelayan juga bertanya mengenai keberlanjutan program rumpon dari Dinas Perikanan dan trik-trik untuk menjaga harga rumput laut, karena menurut mereka harga rumput laut saat ini yang hanya 13 ribu per kilo sudah cukup murah. Pertanyaan nelayan tersebut kemudian ditanggapi oleh Yusli Sandi Kepala Bidang Perikanan Tangkap bahwa pada Tahun 2024 program rumpon akan dilanjutkan bahkan jumlah rumpon akan semakin bertambah dan konsep penempatan rumpon semakin disempurnakan. Pada tahun 2024 rumpon akan kita bagi 3 (tiga) yaitu rumpon permukaan, rumpon layang dan rumpon dasar. Masing-masing jenis rumpon ini memiliki tujuan dan maksud yang berbeda.

Lebih lanjut yusli menuturkan bahwa untuk menstabilkan harga rumput laut yang perlu dilakukan pertama adalah bagaimanan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dari pembudidaya, karena ada hal yang janggal dalam perdagangan rumput laut, menurutnya harga rumput laut ditentutakn oleh pembeli padahal semestinya penjual sebagai pemilik yang menentukan harga. Hal ini terjadi karena pembudidaya tidak memiliki posisi tawar, mereka tidak punya akses pasar yang memadai sehingga terpaksa menjual barangnya sesuai keinginan dari pengepul. Selain dari itu salah satu penyebab turunya harga adalah semakin rendahnya kualitas rumput laut, untuk itu pembudidaya melalui kelompok perikanan harus kompak untuk menjaga kualitas seperti penanganan pasca panen dengan melakukan penjemuran dengan para-para dan metode gantung, selain itu pada saat budidaya perlu juga diperhatikan metode budidayanya seperti menjaga jarak rumput laut sehingga rumput laut yang dibudidayakan mendapatkan nutrisi yang cukup.

Setelah diskusi, acara kemudian ditutup dengan acaran makan siang dengan ikan bakar dengan rica-rica yang membuat sekujur tubuh berkeringat. Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa nelayan dan pembudidaya adalah sahabat dinas perikanan.

 

No comments:

Post a Comment